Francesco 'Pecco' Bagnaia lagi-lagi harus kehilangan takhta di sirkuit favoritnya. Bagnaia harus puas di posisi ketiga di MotoGP Belanda 2025. Padahal, rider Italia itu sempat memimpin balapan.
Sirkuit Assen sebenarnya menjadi sirkuit favorit Bagnaia. Di sana tempat Bagnaia meraih kemenangan grand prix pertamanya di kelas Moto3 dan menang di kelas MotoGP sejak 2022. Bagnaia pun mencetak tato sirkuit Assen di lengannya. Namun tahun ini sirkuit Assen bukan lagi miliknya.
Pada lap pertama, Francesco Bagnaia bisa memimpin di depan, diikuti Marc Marquez, Alex Marquez, dan Marco Bezzecchi. Namun, seperti di MotoGP Italia sepekan sebelumnya, begitu cengkeraman depan mulai menurun, Bagnaia tidak dapat menahan Marc Marquez. Pecco sempat tergeser ke posisi empat. Pada akhirnya, Pecco lagi-lagi harus puas finis di tempat ketiga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya merasa bahwa untuk pertama kalinya musim ini, kecepatan saya adalah salah satu yang terkuat sepanjang akhir pekan. Tetapi kemudian dalam balapan saya finis di tempat yang sama seperti biasanya!" kata Bagnaia seperti dikutip Crash.
"Saya berjuang kurang lebih dengan cara yang sama. Saya bisa bertarung dan menyerang di lap pertama, tetapi kemudian saya merasa seperti sedikit penurunan (pada cengkeraman depan) yang merugikan saya sedikit di tengah balapan, dan kemudian saya mampu menjadi cepat lagi," ujarnya.
"Tetapi bagaimanapun juga, Marc melakukan pekerjaan yang fantastis dengan motor (GP25) ini. Saya lebih berjuang untuk menemukan keseimbangan saya pada motor ini, mengetahui dengan tepat seperti apa motor tahun lalu..."
Bagnaia 9,524 detik lebih lambat selama 26 lap dibandingkan dengan yang ia catat di MotoGP Assen tahun lalu dengan motor GP24, meskipun suhu trek dan udaranya sama.
"Kami hanya perlu mengambil sisi positifnya. Untuk minggu kedua berturut-turut saya cukup cepat untuk bertarung dan menyerang di lap pertama. Saya cukup yakin bahwa kami tidak terlalu jauh dan kami semakin dekat," sebut Bagnaia.
Bagnaia mengatakan, masalah stabilitas pada motor Ducati Desmosedici GP25 telah mengganggunya. Dia merasa kesulitan dalam hal pengereman dan masuk tikungan dengan motor tunggangannya itu.
"Saya tidak bisa menghentikan motor kapan dan di mana saya mau. Saya melaju agak melebar, lalu saya tidak berada di tempat yang tepat untuk berakselerasi. Memang benar bahwa kami meningkatkannya dari sesi ke sesi. Namun setelah 10 balapan (masalah itu) selalu ada. Jadi kami perlu melakukan langkah lain selama balapan," katanya.
(rgr/din)
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?