Marah Adiknya Difitnah, Marquez Respons Permintaan Maaf Bagnaia

Marc Marquez (93) of Spain and Gresini Racing Moto GP Ducati and Alex Marquez (73) of Spain and Gresini Racing Moto GP Ducati during the race day of the Liqui Moly Motorrad Grand Prix Deutschland at Sachsenring Circuit on July 7, 2024 in Hohenstein-Ernstthal, Germany. (Photo by Jose Breton/Pics Action/NurPhoto via Getty Images) — Marc Marquez dan adiknya, Alex Marquez Foto: NurPhoto via Getty Images/NurPhoto

Jakarta -

Marc Marquez sangat tidak terima pernyataan rider yang menyalahkan adiknya sengaja menabrak Francesco Bagnaia di MotoGP Aragon 2024. The Baby Aliens marah!

Marc merasa Alex terkena imbas gara-gara nama besarnya. Belum lagi Marc dikenal sebagai pebalap agresif, paling sering jatuh di MotoGP.

Praktis saat terjadi insiden balap antara Bagnaia dan Alex di MotoGP Aragon 2024, adik Marc Marquez itu dituduh yang macam-macam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Lebih dari kacau, saya marah karena dituduh sengaja bikin jatuh seorang pebalap, sebagai pebalap, Anda tidak menerimanya. Kami semua tahu untuk apa kami bermain di lintasan. Dan selain itu, dia (Alex) tahu seperti apa aksinya," ucap Marquez dikutip dari Motosan, Jumat (6/9/2024).

"Dia (Alex) tidak pernah menjadi pebalap bermasalah, yang dilihat orang adalah nama belakang Márquez dan itu mencampuradukkan segalanya."

"Aku adalah aku dan dia adalah dia. Memang benar aku berada dalam banyak masalah, tapi aku sendiri yang terlibat di dalamnya. Dia berbeda dan dituduh melakukan konspirasi yang menurut saya itu tidak adil," ceplos Marc Marquez.

Minggu lalu Bagnaia bilang mustahil Alex Marquez tidak bisa melihatnya saat kecelakaan. Dia menepis penjelasan Alex Marquez bahwa pebalap Gresini itu tidak melihatnya dalam bentrokan mereka di Aragon. Sebaliknya, menurut Pecco, data menunjukkan gas Alex Marquez tetap terbuka saat tabrakan terjadi. Bagnaia lalu minta maaf soal pernyataan tersebut.

Marquez merespons permintaan maaf Bagnaia soal pernyataan minggu lalu. Dia memaklumi betapa sulitnya mengelola emosi usai kehilangan poin.

"Bagi saya, apa yang terjadi pada hari Minggu adalah hal yang perlu dan dapat dimengerti. Karena saya telah berada dalam situasi itu beberapa kali dan itu sangat sulit. Setelah mengetahui bahwa Anda telah kehilangan poin untuk kejuaraan dengan ketegangan dan putaran tinggi, detak jantung Anda bahkan belum turun, pergi dan hadapi mikrofon," ujar Marquez.

"Anda sering tiba-tiba mengatakan hal-hal yang akhirnya Anda koreksi. Maka yang satu akan mempunyai pendapatnya, yang lain akan mempunyai pendapat yang lain dan itu harus dihormati. Namun kata-kata yang digunakan harus selalu benar karena Anda tidak pernah tahu apa yang akan terjadi besok," tambahnya lagi.