Kata Mantan Insinyur Ducati yang Kini Kerja di Yamaha: Pabrikan Jepang Kebanyakan Mikir

Kata Mantan Insinyur Ducati yang Kini Kerja di Yamaha: Pabrikan Jepang Kebanyakan Mikir

Luthfi Anshori - detikOto
Rabu, 21 Agu 2024 15:07 WIB
SEPANG, SGR - FEBRUARY 02: Fabio Quartararo of Monster Energy Yamaha MotoGP in action during day two of MotoGP Sepang Shakedown  held at Petronas Sepang International Circuit in Sepang, Malaysia on February 02, 2024. (Photo by Hazrin Yeob Men Shah/Icon Sportswire via Getty Images)
Pebalap Monster Energy Yamaha Fabio Quartararo. Foto: Icon Sportswire via Getty Images/Icon Sportswire
Jakarta -

Massimo Bartolini adalah mantan insinyur Ducati yang kini bekerja untuk Yamaha. Bartolini menyebut ada perbedaan besar antara pabrikan Eropa dengan pabrikan Jepang di kancah balap MotoGP. Menurut Bartolini, pabrikan Jepang seperti Yamaha terlalu banyak berpikir sebelum mengambil keputusan.

"Saya mulai di sini (Yamaha) pada pertengahan Januari. Saat ini keseimbangannya cukup positif. Tentu saja ini sangat berbeda dari apa yang biasa saya lakukan (di Ducati)," ungkap Bartolini dikutip dari Motosan, Rabu (21/8/2024).

"(Di Yamaha) kita mengubah cara kita bekerja dan berpikir. Melakukan pendekatan terhadap berbagai hal biasanya yang memakan waktu paling lama. Yamaha, berasal dari budaya lain, mereka sedikit lebih konservatif, lebih lambat. Memang benar ada pepatah yang mengatakan bahwa orang Jepang memikirkan sesuatu sepuluh kali, sebelum melakukannya, tetapi kita (orang Eropa) justru sebaliknya," sambung Bartolini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Diketahui Yamaha memang melakukan restrukturisasi di organisasi balapnya demi bisa mengimbangi performa tim-tim Eropa seperti Ducati, Aprilia, maupun KTM. Sebelum Bartolini, Yamaha juga sudah merekrut mantan insinyur F1, Luca Marmorini.

Tentunya kerja dua insinyur asal Italia itu tidak bisa memberi hasil instant. Masih perlu waktu beberapa musim lagi supaya Yamaha YZR-M1 bisa benar-benar kompetitif di lintasan. Untungnya, motor Yamaha YZR-M1 sudah memiliki basis yang bagus karena motor ini terbukti masih bisa menjuarai MotoGP pada 2021 lalu.

ADVERTISEMENT

"Saya datang dengan ide untuk memadukan dua cara kerja. Yamaha memiliki sejumlah hal yang sangat positif, begitu pula Ducati yang punya kecepatan, daya tanggap, dan kecerdikan. Dengan memadukan kedua budaya tersebut, lama kelamaan Anda bisa mendapatkan yang terbaik dari keduanya. Kami selalu ingat bahwa Ducati memerlukan beberapa tahun untuk mencapai tujuannya dan dimulai dari basis yang mungkin lebih sederhana daripada yang kami miliki di sini (Yamaha)," bilang Bartolini.




(lua/din)

Hide Ads