Ducati sudah membiarkan dua pebalap mudanya pergi; Jorge Martin dan Enea Bastianini. Tim pabrikan memilih jasa Marc Marquez sebagai tandem Francesco Bagnaia. Carlo Pernat, manajer Bastianini sekaligus pengamat MotoGP heran Ducati seperti menjilat ludahnya sendiri.
Pernat heran katanya Ducati nggak mau rekrut pebalap berumur lagi, tapi kok malah kontrak Marc Marquez, sih?
Selama tiga musim terakhir, tim pabrikan Ducati tidak pernah merekrut pebalap berumur kepala tiga. Adapun setelah Ducati memutuskan kontrak dengan Andrea Dovizioso pada 2020, pabrikan Borgo Panigale itu langsung fokus merekrut pebalap muda. Terbukti dengan hadirnya Jack Miller dan Francesco Bagnaia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Hitung Mundur Adu Jotos Lorenzo vs Pedrosa |
Setelah Miller pergi dari tim merah saat usianya menginjak 27 tahun usai musim 2022. Ducati lalu menunjuk Enea Bastianini. Saat bergabung dengan tim utama, saat itu Bastianini berumur 26 tahun.
Dengan usia di bawah 30 tahun, Ducati seperti mencari aset jangka panjang. Tapi transfer Marc Marquez ini seperti memberi pukulan balik bagi Ducati.
Sebab pada awal tahun 2023 lalu, bos Ducati sudah mengatakan Marc Marquez terlalu tua bagi tim pabrikan. Ducati hanya mencari pebalap-pebalap muda yang punya potensi. Puncaknya setelah Andrea Dovizioso berpisah dengan Ducati saat usianya 34 tahun.
"Jelas, Ducati telah membuat pilihan yang berbeda untuk para pebalap pabrikan, jadi kami memiliki pebalap yang lebih muda," terang Ciabatti di Jakarta pada 2023 lalu.
Marc Marquez bakal menjadi pebalap tertua di Ducati. Rider lain seperti Francesco Bagnaia, Marco Bezzechi, Alex Marquez, Fabio Diggiantonio dan Luca Marini masih di bawah 30 tahun. Dulu Ducati bahkan tidak mau merekrut Marquez karena terlalu tua.
"Marc MΓ‘rquez adalah pebalap yang fantastis, tapi dia 5 atau 6 tahun lebih tua dari pembalap yang kami miliki, jadi kami lebih memilih untuk fokus pada pembalap yang berkembang bersama Ducati," jelas Ciabatti dikutip dari Motosan.
Carlo Penat merespons keputusan Ducati yang malah merekrut Marc Marquez.
"Setiap orang berhak melakukan apa yang mereka inginkan di rumahnya, tentunya mengingat hal itu, ada strategi yang mungkin belum kita ketahui. Namun, kebijakan pemuda yang diambil setelah Dovizioso dibantah dan sejauh ini memberikan hasil yang tidak terbantahkan," ujar Pernat.
Pernat bilang Ducati tidak bisa konsisten dengan kebijakan sendiri. Imbasnya Bastianini dan Martin, yang umurnya lebih muda dan potensial harus memperkuat tim lain.
"Akibatnya, strategi berubah, generasi muda didepak dan itulah sebabnya mereka memperkuat pabrikan lain. Mereka meninggalkan dua pembalap berusia 26 dan 27 tahun, Bastianini dan Jorge Martin, untuk mempekerjakan pebalap berusia 31 tahun lainnya, bernama Marc Marquez," kata Pernat.
(riar/rgr)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Gaya Merakyat Anies Baswedan di Formula E Jakarta, Duduk di Tribun Murah