Livio Suppo merupakan sosok yang dihormati di dunia MotoGP. Dia merupakan sosok penting dalam keberhasilan Casey Stoner dan Marc Marquez di Honda. Nah, apa yang bikin motor Honda melorot alias keteteran tak kompetitif lagi?
Suppo pernah menjabat sebagai manajer di tim Ducati sejak tahun 2003. Suppo adalah salah satu orang penting ketika Casey Stoner berhasil meraih gelar juara dunia MotoGP di tahun 2007.
Tiga tahun berselang, Suppo pindah ke tim Repsol Honda dan menjabat sebagai Marketing and Communications Director, sebelum akhirnya diangkat menjadi Tim Principal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Suppo juga punya andil besar dalam merayu Stoner untuk pindah ke Honda pada tahun 2011 dan berhasil merebut gelar juara dunia bagi Stoner untuk kali kedua.
Suppo juga merupakan sosok penting dalam keberhasilan Marc Marquez di Repsol Honda. Keduanya berhasil meraih gelar juara dunia pada musim 2013, 2014, 2016, dan 2017.
Selama tujuh tahun di tim Honda, Suppo berhasil meraih lima kali gelar juara dunia di kelas MotoGP. Namun di tahun 2017, ia memutuskan vakum sementara waktu dari dunia MotoGP dan posisinya digantikan oleh Alberto Puig hingga sekarang.
Nah ketika Honda, Suppo menemukan titik awal kehancuran Repsol Honda.
"Pertama-tama, sulit untuk membicarakan masalah jika Anda tidak terlibat (secara langsung)," kata Livio Suppo dalam wawancara dengan Crash.net. "Saya terlibat di Honda hingga akhir tahun 2017. Dan kemudian, pada tahun 2018, tim tersebut pada dasarnya sama dengan tim yang saya tinggalkan, dengan Dani dan Marc. Namun itu adalah musim yang cukup baik bagi Dani, meskipun dia tidak bisa menang balapan," kata Suppo dikutip dari Motosan.es, Minggu (28/1/2024).
Livio Suppo, Dani Pedrosa dan Cal Crutchlow sudah memperingatkan tentang sulitnya pengendalian sepeda motor bertahun-tahun sebelum hasilnya terlihat sekarang.
"Ingatkah Anda beberapa wawancara Cal yang tidak begitu baik terhadap sepeda motor! Namun Dani juga mengeluh, bukan di depan umum, melainkan pada saat technical meeting, bahwa sepeda motor semakin sulit dikendalikan. Namun memang benar Honda seolah mengabaikan hal-hal tersebut. kata-kata para pembalapnya, karena Marc MΓ‘rquez mampu merebut gelar juara 2018 dan 2019 tanpa kendala yang berarti," kata dia.
"Tentu saja bakat Marc sangat membantu. Dan mungkin salah satu kesalahan saat itu adalah Honda tidak mendengarkan pilot seperti Cal dan Dani. Mereka tidak terlalu peduli dengan hasil pilot lain, mereka mereka hanya fokus pada kemenangan, kemenangan, dan kemenangan Marc. Dan ini mungkin kesalahan terbesar. Dan kemudian, ketika mereka menyadari, bahwa hal itu terjadi bersamaan dengan kecelakaan Marc, semuanya sudah terlambat," sambungnya lagi.
(riar/lua)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Gaya Merakyat Anies Baswedan di Formula E Jakarta, Duduk di Tribun Murah