Honda Racing Corporation (HRC) mengalami musim terburuk di MotoGP. Jangankan menang, untuk tembus tiga besar teratas saja kesulitan. Bos Honda, Tetsuhiro Kuwata benci dengan situasi tersebut.
Sejatinya Honda tidak buruk-buruk amat. Marquez menjalani musim 11 tahun yang cemerlang bersama Honda dengan delapan gelar juara dunia balap motor, enam di antaranya diraih di kelas MotoGP. Selain itu, Marquez meraih lima triple crown, 59 kemenangan, 101 podium, dan 64 pole position.
Tapi The Baby Alien terakhir kali menang pada musim 2019, setelahnya Marquez terus dirundung cedera yang berkepanjangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Honda RC213V tidak pernah bikin Marquez juara lagi, bahkan naik podium pun sulit. Dalam catatan dua tahun terakhir, Marquez hanya dua kali naik podium. Dia bisa finis kedua pada MotoGP Australia 2022, dan finis ketiga dalam MotoGP Jepang 2023.
Kemenangan terakhir kali Honda justru datang dari tim satelit. Alex Rins menang sekali pada MotoGP Amerika 2023.
Hasil itu cukup membuat Honda terpuruk. Pabrikan sayap mengepak itu menyandang gelar juru kunci klasemen konstruktor selama dua musim terakhir.
"Kesulitan buat menang itu sulit untuk diterima," kata HRC Director Tetsuhiro Kuwata dikutip dari GPone, Kamis (4/12/2023).
"Ini benar-benar mengubah mental kami. Aku pribadi tidak suka situasi ini karena aku benci tentang kekalahan," tegas dia lagi.
Sulit menang, sementara asa juara masih ada. Marquez lantas pindah ke motor yang superior di atas lintasan, yakni Ducati Desmosedici GP. Kepindahan Marquez ini disinyalir bisa mengubah peta persaingan, rider Spanyol itu digadang-gadang bisa menjadi penantang gelar lagi.
![]() |
Sekilas tentang Tetsuhiro Kuwata, orang Jepang itu bergabung di Honda Racing Corporation pada tahun 2011 sebagai Chief Engineer Divisi Pengembangan Teknologi. Dia bergabung dengan Honda Motor pada tahun 2000, bekerja di Pusat Litbang Mobil untuk Proyek F1.
Dari tahun 2005 hingga 2008, dia menjabat sebagai Engine Development Engineer dan Test Team Lead Engineer di Honda Racing Development.
Pada tahun 2009, ia bekerja untuk Proyek Produksi Mobil dan mendarat di MotoGP pada tahun 2010 sebagai Insinyur Pengembangan Strategi Kontrol. Pada tahun 2016 ia menjadi Direktur HRC - General Manager Divisi Manajemen Operasi Balap dan mengawasi aktivitas balap HRC dalam segala bentuk, mulai dari MotoGP hingga Dakar.
(riar/rgr)
Komentar Terbanyak
Punya Duit Rp 190 Jutaan: Pilih BYD Atto 1, Agya, Brio Satya, atau Ayla?
Parkir Kendaraan di Jakarta Bakal Dibikin Mahal!
Banyak Beredar di Jalan Raya, Emang Boleh Motor Tak Pakai Pelat Belakang?