Perjuangan Pecco Bagnaia Hancurkan Kutukan Nomor 1 di MotoGP

Hafizh Gemilang - detikOto
Senin, 27 Nov 2023 07:36 WIB
Perjuangan Bagnaia di musim balap 2023 tak hanya membuahkan hasil juara dunia, namun sekaligus perlahan menghancurkan 'kutukan' nomor 1 di MotoGP (dok. Ducati)
Jakarta -

Nama Francesco 'Pecco' Bagnaia sudah terukir di piala MotoGP 2023. Perjuangannya di musim balap tahun ini tak hanya membuahkan hasil juara dunia, namun sekaligus perlahan menghancurkan 'kutukan' nomor 1 di MotoGP.

Pemilihan nomor start 1 yang dilakukan oleh Pecco Bagnaia sebenarnya menjadi awal drama MotoGP 2023. Namun ia perlahan berhasil membuktikan tajinya untuk menghancurkan mitos nomor kramat tersebut.

Untuk menjadi juara di MotoGP 2023 ini, Francesco Bagnaia jatuh bangun menuntaskan 20 balap utama dan 20 Sprint Race. Ia berhasil menjuarai 7 balap utama, 4 Sprint Race, dan 7 kali merebut pole position.

Dengan hasil dan jerih payahnya, Pecco berhasil menjadi juara MotoGP 2023 dengan nomor start 1. Namun jauh sebelum itu, bagaimana sih perjalanan 'keramat' nomor start 1 di MotoGP?

Dilansir dari Crash, kutukan nomor 1 di kejuaraan balap motor dunia ini bermula di 1990. Wayne Rainey, pebalap tim Marlboro Team Roberts dari kelas 500 cc menjadi juara di tahun 1990 dan mengganti nomornya dari 2 ke 1.

Pebalap asal Amerika Serikat ini sejatinya berhasil meraih tiga titel juara dunia berturut-turut, hingga tahun 1993 ia terjatuh di Sirkuit Misano hingga mengalami cedera parah pada tulang punggung, mengalami kelumpuhan permanen, meski tetap bisa mengamankan posisi runner-up di musim tersebut.

Pemenang MotoGP 1993, Kevin Schwantz turut mengganti nomor start-nya dengan angka keramat. Di musim berikutnya, tepatnya di MotoGP 1994, ia tak berkutik dan terlempar ke peringkat empat. Pemenang MotoGP 1994 adalah Mick Doohan.

Pebalap legendaris dari tim Honda tersebut sempat berjaya dengan nomor 1. Namun kejayaannya hanya bertahan lima edisi. Di mana, pada MotoGP 1999, insiden terjadi di MotoGP Spanyol yang membuat Doohan harus gantung sarung tangan usai kakinya patah di beberapa bagian.

Juara MotoGP 1999 adalah Alex Criville yang notabene rekan setim Doohan. Alex hanya berhasil menguasai MotoGP 1999 dan sejak mengganti nomor start ke angka 1, ia merosot ke posisi sembilan pada musim MotoGP 2000.

Lanjut di era MotoGP 2000 yang dimenangkan oleh Kenny Robers Jr. Sejak mengganti nomor start-nya dengan angka keramat, pebalap asal Amerika Serikat ini tampil kurang cemerlang di MotoGP 2001 dan juara musim tersebut direbut oleh Valentino Rossi. The Doctor setia dengan nomor 46 dan tak pernah mengganti nomornya ataupun terlibat pada hal keramat di MotoGP.

Cerita paling fenomenal yang terjadi belakangan tentang kutukan nomor 1 di MotoGP ini dialami oleh Nicky Hayden dan Casey Stoner. Juara dunia 2006 dan 2007 ini langsung kandas di musim berikutnya setelah ganti nomor motor. Menariknya, saat kembali menggunakan nomor 27, Stoner berjaya di MotoGP 2011.

Di MotoGP 2010 juga menarik. Jorge Lorenzo menjadi juara di musim tersebut dan mengganti nomor start-nya dari 99 ke 1 di MotoGP 2011. Namun seperti cerita sebelumnya, musim tersebut jadi milik Stoner, bukan Lorenzo.

Ingin mencoba menghancurkan kutukan, Stoner sejatinya sempat kembali menggunakan nomor start 1 di MotoGP 2012. Namun sejarah mencatat, performanya tidak cemerlang di musim itu dan bahkan prestasinya terus menurun hingga pensiun.

Setelah Stoner, Pecco Bagnaia-lah yang berani menggunakan nomor start 1. Ia mencoba menghancurkan kutukannya dan berhasil pada MotoGP 2023.

Lantas apakah prestasi gemilang ini akan terus ia raih dalam beberapa tahun ke depan? Jawabannya hanya dapat dilihat di akhir musim MotoGP 2024 dan seterusnya.



Simak Video "Video Kemenangan Spesial Marquez: Motor Italia, Tim Italia, di Sirkuit Italia"

(mhg/din)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork