Sejumlah pebalap dan kru tim mengeluh soal panas ekstrem di Sirkuit Internasional Buddh pada MotoGP India, akhir pekan kemarin. Sebab, kondisi tersebut membuat perlombaan terasa lebih sulit dibandingkan lintasan-lintasan lain.
Suhu Sirkuit Internasional Buddh menyentuh 37-38 derajat celcius pada perlombaan akhir pekan. Kondisi tersebut membuat panitia terpaksa memangkas balapan dari yang semula 24 putaran menjadi 21. Mereka juga turut mengurangi jumlah lap Sprint Race dari 12 menjadi 11.
Kondisi panas ekstrem tersebut memakan 'korban', salah satunya Jorge Martin yang ambruk di paddock setelah menyudahi perlombaan. Dia mengaku dehidrasi berat ketika balapan tersisa delapan putaran lagi.
Bukan hanya Martin, Francesco Bagnaia juga mengisahkan betapa beratnya balapan di India dalam kondisi panas ekstrem. Bahkan, menurutnya, ketika itu tubuhnya terasa seperti terpanggang.
"Ini lebih buruk daripada di Malaysia. Dengan Ducati biasanya kami tidak memiliki masalah tertentu, tapi kini saya merasa seperti terbakar di bagian punggung, saya mulai merasakan tenggorokan terbakar, kaki juga terbakar," ujar Bagnaia setelah perlombaan, dikutip dari GPOne, Senin (25/9).
Sementara petinggi tim Ducati, Davide Tardozzi juga menceritakan beratnya balapan di India. Dia mengaku bersyukur balapan selesai lebih awal. Sebab, ketika perlombaan berjalan, para pebalap kesulitan bernapas.
"Setelah empat atau lima lap mereka (para pebalap) kesulitan bernapas," kata Tardozzi.
Pebalap Aprilia asal Spanyol, Aleix Espargaro yang motornya bermasalah juga mengatakan hal serupa. Kata dia, temperatur tinggi di lintasan membuat tunggangannya overheat atau kelebihan panas.
"Motornya 'mendidih', sangat sulit dikendarai karena panasnya. Setiap kali cuaca sangat panas kami selalu menderita, ini bukan tahun pertama atau kedua hal itu terjadi," kata dia.
Simak Video "Video: Quartararo Raih Pole di Kualifikasi MotoGP Belanda, Marc Marquez 4"
(sfn/din)