KTM: Konsesi Itu Penghinaan buat Honda dan Yamaha

KTM: Konsesi Itu Penghinaan buat Honda dan Yamaha

Ridwan Arifin - detikOto
Rabu, 26 Jul 2023 20:10 WIB
MISANO ADRIATICO, ITALY - SEPTEMBER 15: Fabio Quartararo of France and Petronas Yamaha SRT   leads Marc Marquez of Spain and Repsol Honda Team  during the MotoGP race during the MotoGp of San Marino - Race at Misano World Circuit on September 15, 2019 in Misano Adriatico, Italy. (Photo by Mirco Lazzari gp/Getty Images)
Marc Marquez dan Fabio Quartararo Foto: Getty Images/Mirco Lazzari gp
Jakarta -

MotoGP berencana membantu Yamaha dan Honda untuk keluar dari paceklik kemenangan dengan konsesi. Tapi menurut Stefan Pierer, CEO Pierer Mobility AG, induk KTM, hak istimewa itu bisa 'mencoreng' harga diri pabrikan gara-gara dianggap tak kompetitif.

KTM pernah mendapat konsesi, tim bisa mendapat jatah mesin lebih banyak, uji coba di luar tes resmi, hingga dibebaskan dari aturan pembekuan mesin. Intinya pabrikan bisa mendapat kebebasan dalam mengembangkan motor.

Selain KTM, pabrikan lain seperti Suzuki dan Aprilia juga merasakan hak istimewa tersebut. Ducati juga memakai hak serupa saat turun di open class pada 2014 silam. Hak-hak istimewa itu dilakukan untuk persaingan yang lebih merata. Memang pada masanya Honda dan Yamaha superior.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Stefan bahkan meyakini jika hak konsesi diberikan kepada Yamaha dan Honda itu sebuah kemunduran. Sebab dua merek itu sudah lebih lama berada di MotoGP.

Para petinggi Dorna mempertimbangkan untuk memberikan "konsesi" kepada Honda dan Yamaha sejak MotoGP Belanda 2023. Hal ini mengingat dua pabrikan itu makin jarang terlihat di podium.

ADVERTISEMENT

"Konsesi bukanlah pendekatan yang tepat," tegas Stefan Pierer dikutip dari Speedweek, Rabu (26/7/2023).

"Orang Jepang juga tidak menginginkan itu, karena proses seperti itu sama saja dengan penghinaan. Hal seperti itu melukai harga diri, orang Jepang, Anda tidak boleh lakukan itu," kata dia.

Dia menambahkan konsesi lain yang bisa diberikan kepada dua pabrikan itu bisa saja berupa jumlah pengetesan resmi. Hal ini dirasa lebih masuk akal dibanding keistimewaan yang diberikan sama seperti pabrikan baru.

"Tapi kita bisa membayangkan konsesi lain. Misalnya, lebih banyak hari ujian sehingga mereka mengejar lebih dekat ke puncak lagi," tambah dia.

Keputusan untuk konsesi belum final, termasuk soal hak istimewa apa yang bakal diberikan Dorna Sport. Dia berharap agar Yamaha dan Honda tidak hengkang dari ajang MotoGP karena keteteran tertinggal dalam pengembangan motor.

"Jadi kita tunggu dan lihat apa yang keluar. Penting bagi kita untuk mempertahankan dua pabrikan Jepang di kejuaraan," jelas dia.




(riar/dry)

Hide Ads