Vietnam berambisi menggelar balap mobil Formula 1 pada 2020 silam. Negeri sosialis ini bahkan susah payah membangun sirkuit yang nilainya mencapai 600 juta dolar atau setara Rp 9,3 triliun. Namun impian besar itu kandas karena faktor pandemi dan korupsi.
Seperti dikutip dari situs Foxsports, pada 2018 Vietnam telah menandatangani kontrak untuk penyelenggaraan Formula 1 selama 10 tahun. Kehadiran balap mobil terpopuler sejagat itu diharapkan mampu menarik wisatawan mancanegara, sekaligus membentuk citra ibu kota Hanoi yang aman dan damai.
Untuk mewujudkan cita-cita itu, Wali Kota Hanoi, Nguyen Duc Chung, gencar mencari sponsor, sampai akhirnya berhasil menarik VinGroup yang tercatat sebagai perusahaan swasta terbesar di Vietnam. Masuknya VinGroup akan membantu Hanoi membiayai balapan yang ongkosnya 60 juta dolar (Rp 935 miliar) per tahun tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada awalnya rencana tersebut sepertinya berjalan mulus. Vietnam telah melakukan pembangunan sirkuit jalan raya di kota Hanoi, yang memiliki panjang 5,6 km. Sirkuit ini dirancang oleh arsitek terkenal asal Jerman, Hermann Tilke.
Berbagai promosi bahkan telah dilakukan oleh panitia penyelenggara Formula 1. Video singkat mengenai profil Sirkuit Hanoi telah diunggah di akun YouTube resmi Formula 1. Sirkuit Hanoi juga masuk dalam kalender sementara 2020.
Namun gelaran Formula 1 Vietnam yang sudah di depan mata itu gagal terwujud sehubungan dengan merebaknya pandemi virus Corona (Covid-19) di awal tahun 2020 lalu. Balapan Formula 1 2020 dipangkas dari 22 seri menjadi 17 seri, di mana Sirkuit Hanoi menjadi salah satu seri yang dicoret.
Vietnam pun berharap bisa menggelar Formula 1 pada tahun 2021. Tapi nahas, Hanoi mengalami kondisi politik yang tidak stabil. Sebab Wali Kota mereka Nguyen Duc Chung ditangkap polisi atas tuduhan kasus korupsi. Chung pun divonis bersalah dan dijatuhi hukuman 10 tahun penjara. Tanpa Chung, Formula 1 Vietnam disebut sangat mustahil diselenggarakan.
Kini Sirkuit Hanoi Vietnam pun terbengkalai. Tribun penonton telah disingkirkan dan banyak sampah berserakan di sekelilingnya. Saat ini sebagian ruas sirkuit banyak dipakai untuk aktivitas bersepeda.
(lua/rgr)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!