Mantan Bos Suzuki Ungkap Kengerian di Balik Balap Sprint MotoGP

Mantan Bos Suzuki Ungkap Kengerian di Balik Balap Sprint MotoGP

Luthfi Anshori - detikOto
Kamis, 22 Des 2022 20:06 WIB
(L-R) Ducati Italian rider Francesco Bagnaia, Honda Spanish rider Marc Marquez and Yamaha French rider Fabio Quartararo compete during the Austrian Motorcycle Grand Prix at the Red Bull Ring race track in Spielberg, Austria on August 15, 2021. (Photo by Joe Klamar / AFP) (Photo by JOE KLAMAR/AFP via Getty Images)
Sprint race disebut-sebut bakal menghadirkan dampak buruk buat tim dan pebalap MotoGP. Foto: AFP via Getty Images/JOE KLAMAR
Jakarta -

MotoGP 2023 bakal mendapatkan menu balap tambahan bernama balap sprint atau sprint race. Format balapan singkat di hari Sabtu ini diadaptasi dari balap mobil Formula 1. Namun belum juga sprint race dimulai, format balapan ini sudah banjir kritikan. Salah satu orang yang mengkritik keras adalah mantan manajer tim Suzuki Ecstar, Livio Suppo.

Menurut Suppo, MotoGP merupakan olahraga otomotif yang berisiko tinggi, sehingga momen-momen menegangkan yang menguras tenaga dan pikiran seharusnya dikurangi, misalnya mengurangi seri MotoGP menjadi 18 seri. Tapi alih-alih melakukan itu, Dorna Sports justru menambah seri MotoGP 2023 jadi 21 seri, dan masih ditambah sprint race pada setiap serinya. Artinya, musim depan para rider MotoGP akan melakukan balapan kompetitif sebanyak 42 kali!

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Livio SuppoLivio Suppo Foto: Agung Pambudhy

"Mempersiapkan motor untuk balapan jauh lebih menegangkan daripada mempersiapkannya untuk sesi tes. Dalam balapan, kelalaian sekecil apa pun, misalkan fairing tertutup rapat, itu akan merusak segalanya. Sehingga (musim depan) ada lebih banyak tekanan untuk mekanik dan juga untuk pengendara," kata Suppo dikutip dari Tuttomotoriweb.

"Menyelenggarakan 42 balapan berarti akan membuat psikofisiologis dalam tingkat stres yang luar biasa. Dengan seri kejuaraan yang begitu panjang, saya paling hanya akan memasukkan balapan sprint ke dalam 4 grand prix untuk memahami efeknya. Menyelenggarakan sprint race di semua seri sekaligus tampak seperti pertaruhan," lanjutnya.

ADVERTISEMENT

Lanjut Suppo menambahkan, balap sprint race mungkin akan berhasil menarik minat penonton televisi pada hari Sabtu. Tapi jika tujuannya buat menarik peminat baru, hal itu tidak akan berhasil atau berpengaruh.

"Contoh nyata adalah balap World Superbike yang selalu diselenggarakan dalam 2 race, sekarang bahkan 3 race (dengan superpole). Dengan banyaknya balapan, WSBK tetap belum menjadi kejuaraan yang sangat populer. (Jadi kesimpulannya) menambah jumlah balapan saja tidak cukup untuk meningkatkan minat (penonton)," kata Suppo.




(lua/din)

Hide Ads