Pasca hengkangnya Suzuki, Yamaha kini jadi satu-satunya pabrikan yang menggunakan mesin 4 silinder inline (segaris) di MotoGP. Menghadapi MotoGP 2023, pabrikan Iwata memastikan terus menggunakan mesin inline tersebut alih-alih berganti ke mesin V4. Apa alasannya ya?
Dikatakan Managing Director Yamaha Motor Racing, Lin Jarvis, mesin inline Yamaha belum mencapai batasnya, dan masih bisa terus dikembangkan lagi. Di sisi lain, membuat mesin baru dengan konfigurasi V4, tentunya akan membutuhkan waktu, sementara MotoGP 2023 akan digelar dalam dua-tiga bulan lagi.
"Kami telah memutuskan untuk tetap menggunakan inline 4," kata Jarvis dikutip dari laman Crash. "Dengan keluarnya Suzuki (dari MotoGP), kami jadi satu-satunya pabrikan yang melanjutkannya, tetapi kami memiliki banyak pengetahuan dan keahlian dengan inline 4 dan menurut pendapat kami, bukan format mesin yang menjadi batasannya," sambung pria asal Inggris.
"Tentunya setiap tipe mesin memiliki karakteristik yang berbeda. Namun inline 4 sendiri masih memiliki sedikit ruang untuk pengembangan lebih lanjut. Jadi itulah yang kami perlu lakukan saat ini," tambahnya.
Motor Yamaha YZR-M1 sendiri masih memiliki beberapa masalah. Yang paling utama tentu adalah soal performa mesin saat akselerasi dan top speed di lintasan lurus. Yamaha sudah merekrut mantan insinyur Formula 1, Luca Marmorini, buat mengatasi masalah tersebut.
Masalah lainnya adalah, soal pengendalian. Motor Yamaha diklaim memiliki grip belakang yang kurang bagus. Hal itu sudah dikeluhkan sejak dulu, terutama oleh sang legenda Valentino Rossi dan Andrea Dovizioso. Belakangan masalah itu juga dikeluhkan oleh Fabio Quartararo.
Simak Video "Video: Quartararo Raih Pole di Kualifikasi MotoGP Belanda, Marc Marquez 4"
(lua/rgr)