Bos Ducati Sebut Alami Masa Suram saat Bersama Valentino Rossi

ADVERTISEMENT

Bos Ducati Sebut Alami Masa Suram saat Bersama Valentino Rossi

Ridwan Arifin - detikOto
Sabtu, 19 Nov 2022 20:10 WIB
BURI RAM, THAILAND - FEBRUARY 18:  Paolo Ciabatti of Italy and Ducati Team  looks on in box during the MotoGP Tests In Thailand on February 18, 2018 in Buri Ram, Thailand.  (Photo by Mirco Lazzari gp/Getty Images)
Paolo Ciabatti menceritakan sempat mengalami masa suram ketika bersama dengan Valentino Rossi. Foto: Getty Images/Mirco Lazzari gp
Jakarta -

15 tahun penantian Ducati akhirnya berbuah manis. Francesco Bagnaia meraih juara dunia MotoGP 2022. Paolo Ciabatti, Direktur Olahraga Ducati, mengungkapkan jalan menuju juara dunia MotoGP tidaklah mudah, karena era tim Valentino Rossi meninggalkan banyak luka.

Ducati menilai, pada masa Valentino Rossi pihaknya merasa gagal total. Pabrikan Borgo Panigale itu tidak menorehkan prestasi setelah kali terakhir menang pada 2007.

Ducati gagal mengawinkan kesuksesan dengan legenda MotoGP Rossi. Pebalap Italia itu hanya mencetak tiga podium dalam dua musim sebelum kembali ke Yamaha. Pimpinan tim motogp Ducati Filippo Preziosi kala itu mengundurkan diri pada tahun 2013 usai mengomandoi Ducati.

Masuklah Paolo Ciabatti, yang mengaku sempat ingin hengkang dari Ducati pada pertengahan 2013. Dia mengatakan era Rossi di Ducati meninggalkannya di bawah tekanan ekstrim.

"Jika saya flash back ke tahun 2013, jujur di pertengahan musim saya ingin berhenti," kata Tardozzi dikutip dari Autosport, Jumat (18/11/2022).

"Kami tidak beranjak kemana-mana. Ducati keluar dari dua tahun yang tidak sukses dengan Valentino dan kemudian kami memiliki [Andrea] Dovizioso dan Nicky [Hayden] dan masih banyak berjuang, media sangat negatif pada kami mengatakan kami tidak kemana-mana, ya itu benar untuk hal tertentu, karena kami tidak memiliki arah teknis yang jelas tahun itu," tambah dia.

"Tapi untungnya, berkat dukungan dari CEO kami Claudio Domenicalli, yang saya kenal selama lebih dari 20 tahun, saya terang-terangan kepadanya dan mengatakan 'ini adalah situasi di mana kita tidak kemana-mana, dan jika terus seperti ini, sangat negatif bagi citra perusahaan," tambah dia.

Akhir tahun 2013, Gigi Dall'Igna dibajak dari Aprilia sebagai General Manager, menggantikan posisi Benhard Gobmeier. Setahun berikutnya, Davide Tardozzi pun direkrut untuk jadi manajer tim pabrikan Ducati di MotoGP.

Sejak Trio Italia ini diduetkan, Ducati bangkit dari keterpurukan dan kini jadi tim yang menakutkan. Tapi jauh sebelum itu, Ducati juga sempat kesulitan cari sponsor karena kebanyakan hanya ingin mendanai jika Valentino Rossi jadi pebalapnya.

"Dia [Domenicalli] berhasil meyakinkan Gigi untuk meninggalkan Aprilia dan sejak itu semuanya menjadi lebih baik. Sulit juga karena Ducati tidak sebesar Jepang, jadi kami harus mengandalkan sponsor dan kemitraan," terang Ciabatti.

"Dan pada saat itu sangat sulit untuk menemukan orang yang ingin berinvestasi di Ducati karena (hanya) Valentino mereka benar-benar siap mendukung untuk mendapatkan liputan sebaik mungkin," tambah dia.

"Juga sulit untuk membangun kembali kredibilitas ini dan Anda hanya dapat membangunnya dari hasil. Anda bisa menjanjikan, tetapi jika Anda berasal dari latar belakang yang tidak sukses (sulit untuk meyakinkan orang)," jelasnya lagi.

"Jadi, itu tidak mudah dan jika Anda melihat 10 tahun terakhir ini adalah hal yang luar biasa," ungkap dia.



Simak Video "Ada Nomor #63 dalam Nomor Balap #1 Bagnaia"
[Gambas:Video 20detik]
(riar/dry)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT