Gagal finis di MotoGP Australia, akhir pekan kemarin, membuat posisi Fabio Quartararo di puncak klasemen digusur Francesco 'Pecco' Bagnaia. Kini, keduanya terpaut 14 poin dan perlombaan hanya menyisakan dua seri lagi.
Kondisi tersebut rupanya tak langsung membuat Quartararo 'padam'. Bahkan, El Diablo janji akan mati-matian di MotoGP Malaysia dan Valencia. Jadi, dengan demikian, dia yakin bisa mengejar Bagnaia di puncak klasemen sementara.
"Saya pikir, saya masih bisa melakukan itu (mengejar Bagnaia). Saya masih bisa bersaing. Jadi saya akan melakukan yang terbaik. Saya harus bisa mengejar Bagnaia, saya harus menang," ujar Quartararo, dikutip detikOto dari GPOne, Senin (17/10/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Lebih mudah mengatakan sesuatu ketimbang mengerjakannya, tapi kami akan berusaha membuat perbedaan. (Sebab), ini semua belum usai," tambahnya.
![]() |
Menurut Quartararo, penampilan Bagnaia sudah terlihat meningkat sejak MotoGP Jerman, beberapa bulan lalu. Sialnya, tak lama setelah itu, performanya justru menurun. Hal tersebut yang membuat posisinya di puncak klasemen akhirnya tergusur.
"Untuk Pecco, semuanya berubah setelah MotoGP Jerman. Sementara untuk kami (Yamaha) semuanya berubah sejak dua balapan terakhir. Saya rasa kami akan menjalani dua balapan (sisa) dengan baik. Kami harus fokus untuk bekerja lebih baik dan melihat bagaimana ini akan berjalan," tuturnya.
Pebalap 23 tahun tersebut menjelaskan, Yamaha tak akan mengubah strateginya di sisa musim ini. Kini, menurutnya, ada dua modal yang telah dia siapkan untuk mengejar Bagnaia di puncak klasemen, yakni kesungguhan dan perasaan happy saat di lintasan.
"Sulit untuk mengganti strategi, tapi pada akhirnya kami harus menampilkan aksi terbaik dan bersenang-senang. Sebab, saya tidak benar-benar bisa menikmati jalannya perlombaan di beberapa seri terakhir. Saya rasa ini aspek terpentingnya. Saya pikir saya bisa tampil lebih cepat," tegasnya.
![]() |
Lebih jauh, di kesempatan yang sama, Quartararo juga mengeluhkan kondisi motornya yang keteteran saat perlombaan berlangsung. Padahal, kata dia, Yamaha M1 yang dikendarainya selalu kencang saat sesi kualifikasi. Namun, keadaannya berubah saat digunakan di balapan sesungguhnya (race).
"Masalahnya adalah kami berbeda dibandingkan (pebalap) lainnya. Ketika sendirian, kalian akan melihat bagaimana kecepatan kami. Tapi ketika balapan, rasanya selalu sulit. Jadi, kami perlu membuat motor di masa depan yang lebih cocok digunakan untuk meraih kemenangan," kata Quartararo.
(sfn/rgr)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?