Suzuki tengah melakukan diskusi dengan Dorna untuk mengakhiri kiprahnya di MotoGP. Hal itu disampaikan Suzuki melalui keterangan persnya. Mundurnya Suzuki dari MotoGP artinya pabrikan asal Negeri Sakura itu bisa dikenakan denda mahal.
Dalam pengumumannya, Kamis (12/5/2022), Suzuki menyebut kondisi ekonomi saat ini tidak memungkinkan pihaknya untuk melanjutkan kiprah di MotoGP. Suzuki juga mengaku akan berkonsentrasi dalam perubahan besar di dunia otomotif belakangan ini. Situasi tersebut memaksa Suzuki memangkas biaya untuk balap dan fokus mengembangkan teknologi baru.
"Sayangnya, situasi ekonomi saat ini dan kebutuhan untuk memusatkan upayanya pada perubahan besar yang dihadapi dunia Otomotif di tahun-tahun ini, memaksa Suzuki untuk mengalihkan biaya dan sumber daya manusia untuk mengembangkan teknologi baru," katanya dalam keterangan persnya, Kamis (12/5/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami juga ingin mengucapkan terima kasih terhadap Suzuki Ecstar Team dan semua yang sudah mendukung aktifitas Suzuki di dunia balap beberapa tahun ini dan seluruh penggemar Suzuki yang memberikan dukungan luar biasa," ungkap Suzuki.
Saat ini, Suzuki tengah berdiskusi dengan Dorna. Diketahui, Suzuki masih punya kontrak empat tahun di MotoGP. Pabrikan otomotif yang bermarkas di Hamamatsu, Jepang, itu baru melakoni satu tahun dari kontrak lima tahun di MotoGP.
Laman The Race mengungkapkan, diskusi dengan Dorna diyakini karena klausul hukuman ekstensif yang menjerat mereka yang melanggar kontrak dengan Dorna. Suzuki sendiri punya kontrak di MotoGP sampai 2026 dan berencana akan mengakhiri musim ini.
Menurut sumber dari paddock MotoGP yang dikutip The Race, denda untuk meninggalkan MotoGP setelah hanya melakoni satu tahun bisa sangat tinggi. Hal tu membuat Suzuki bernegosiasi dengan Dorna yang belum diantisipasinya.
Sebelumnya, legenda balap asal Inggris, Keith Huewen, seperti dikutip Crash mengatakan, jika benar-benar keluar dari MotoGP dengan kontrak empat tahun tersisa maka Suzuki bisa dikenakan denda. Huewen yakin Suzuki harus membayar harga tinggi untuk hengkang dari MotoGP setelah hanya melakoni satu tahun dari kontrak lima tahun MotoGP. Denda itu sebagian untuk mencegah pabrikan lain melakukan hal yang sama.
"Anda dapat yakin ada kontrak yang kuat (antara Dorna dan Suzuki), tetapi tidak ada kepentingan siapa pun untuk berperang atas kontrak. Yang mengatakan, Suzuki harus membayar semacam kompensasi dan saya pikir mereka harus membayar denda besar. Saya pikir Dorna harus menegakkan itu," ucapnya dikutip Crash.
"Mereka (Dorna) harus mempersulit Suzuki atau semua orang ingin pergi pada tahap tertentu, atau mengatur ulang kontrak mereka," sambungnya.
(rgr/dry)
Komentar Terbanyak
Memang Tak Semua, tapi Kenapa Pengguna LCGC Suka Berulah di Jalan?
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah