Setelah penantian selama 25 tahun, MotoGP akhirnya kembali ke Indonesia. Bukan lagi di Sirkuit Sentul Bogor, MotoGP Indonesia tahun 2022 dilaksanakan di Sirkuit Mandalika, sebuah sirkuit bertaraf internasional yang letaknya kurang lebih 1.300 km dari DKI Jakarta.
Pertamina Mandalika International Street Circuit--demikian nama resminya--dibangun di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. Sirkuit ini akan membuat Indonesia menjadi salah satu negara tujuan hiburan olahraga unggulan di kawasan Asia.
Sirkuit Mandalika dibangun sejak akhir 2019 lalu. Kendati pandemi COVID-19 melanda, pengerjaan sirkuit ini terus dilanjutkan hingga akhirnya bisa dipakai untuk menggelar balap WSBK (World Superbike) dan Idemitsu ATC (Asia Talent Cup) pada akhir 2021 lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di tahun 2022 ini, Sirkuit Mandalika sukses menggelar ajang MotoGP. Dimulai tes pramusim di bulan Februari dan seri balapnya di bulan Maret, dari tanggal 18-20. Meski masih terdapat kekurangan, banyak pihak mengacungkan jempol terhadap pelaksanaan MotoGP di Sirkuit Mandalika.
Bicara penyelenggaraan MotoGP di kawasan Asia Tenggara, sebelum Sirkuit Mandalika, Malaysia dan Thailand sudah lebih dulu menyelenggarakan balapan motor kasta tertinggi di negaranya. Sirkuit Sepang Malaysia jadi tuan rumah MotoGP sejak 1999, sementara Sirkuit Buriram Thailand sejak tahun 2018.
Baik Sirkuit Sepang maupun Sirkuit Buriram absen menggelar MotoGP pada musim 2020 dan 2021 sehubungan terjadinya pandemi COVID-19. Di 2022 ini, kedua negeri jiran Indonesia itu bakal kembali menggelar balap MotoGP.
Berikut adalah perbandingan Sirkuit Mandalika, Sirkuit Sepang, dan Sirkuit Buriram. Kami bandingkan mulai spesifikasinya, kapasitas penontonnya, serta cerita-cerita di seputar sirkuit-sirkuit tersebut.
Sirkuit Sepang
Sirkuit Sepang. Foto: Agung Pambudhy
|
Mengutip situs Sepang Circuit, Sirkuit Sepang sudah menyelenggarakan balap MotoGP sejak tahun 1999. Sirkuit ini lokasinya sangat strategis lantaran hanya berjarak 85 km (30 menit) dari Kuala Lumpur, serta bisa diakses melalui moda transportasi kereta api hingga jaringan jalan tol.
Layout Sirkuit Sepang dirancang arsitek kenamaan, Hermann Tilke, yang memang kerap mendesain sirkuit-sirkuit balap di berbagai belahan dunia. Sirkuit ini didesain dengan sangat unik oleh Tilke, dengan dua lintasan lurus yang salah satu panjangnya hampir menyentuh 1 km.
Di atas kertas, Sirkuit Sepang mempunyai total panjang 5.543 m (5,5 km), dengan 15 tikungan (5 ke kiri-10 ke kanan), serta 8 lintasan lurus. Lintasan lurus terpanjang di Sirkuit Sepang panjangnya mencapai 920 m. Lebar sirkuit ini mencapai 16 m dan sirkuit bisa dipacu untuk kecepatan lebih 300 km/jam.
![]() |
Laman MotoGP menyebut Sirkuit Sepang adalah salah satu yang terbaik di dunia. Berdiri di komplek seluas 2.300 hektare, sirkuit ini juga punya hotel, pusat perbelanjaan, lapangan golf, dan fasilitas olahraga lain.
Pembangunan sirkuit ini menelan biaya 50 juta poundsterling atau setara Rp 946 miliar, dengan masa pembangunan yang cukup singkat, yakni hanya sekitar 14 bulan.
Sirkuit Sepang dapat menampung hingga 130.000 penonton sekaligus. Grandstand Utama serta 18 Corporate Suites ber-AC memiliki kapasitas 32.000 orang. Sedangkan Grandstand K dan F dapat diisi hingga 18.500 penonton yang berhadapan, masing-masing di tikungan 1 dan 7.
Dikutip dari laman Crash, pada tahun 2019 lalu (sebelum terjadi pandemi COVID-19) jumlah penonton di Sirkuit Sepang mencapai total angka 170.778 orang, dengan 103.850 penonton pada hari balapan.
Secara umum, layout Sirkuit Sepang disukai oleh banyak pebalap motor. Terlebih, sirkuit ini memiliki dua trek lurus yang sangat panjang, sehingga cocok buat aksi salip-salipan di lintasan lurus, dengan metode slipstream.
Dari segi arsitektur, Sirkuit Sepang juga memiliki keunikan tersendiri, karena memiliki desain atap tribun seperti payung yang terdapat di tikungan ke-15. Ini membuat Sirkuit Sepang menjadi sangat ikonik dibanding sirkuit-sirkuit MotoGP lainnya.
Di balik segala kelebihan-kelebihan itu, Sirkuit Sepang juga menjadi sorotan terkait dengan keamanannya. Sebab tercatat sudah dua pebalap yang meregang nyawa di sirkuit kebanggaan warga Malaysia itu.
Pebalap Gresini asal Italia, Marco Simoncelli, meninggal di Sirkuit Sepang pada musim MotoGP 2011 setelah terlibat kecelakaan dengan Colin Edwards, serta Valentino Rossi di tikungan ke-11.
Kemudian pada 2019 lalu, pebalap Indonesia yang berlaga di ATC (Asia Talent Cup), Afridza Syach Munandar, juga meninggal di Sirkuit Sepang setelah jatuh di tikungan ke-10 lap pertama.
Sirkuit Buriram
Sirkuit Buriram. Foto: Getty Images/Mirco Lazzari gp
|
Dikutip dari laman MotoGP, Sirkuit Buriram dibuka sejak tahun 2014, dan mendapatkan klasifikasi FIM Grade A dan FIA Grade 1. Pada tahun 2018, sirkuit ini menggelar balap MotoGP pertamanya.
Secara teknis, Sirkuit Buriram memiliki panjang 4,554 m (4,6 km) dengan 12 tikungan (5 ke kiri-7 ke kanan), dengan lebar lintasan 12 meter, serta lintasan lurus terpanjang 1.000 m (1 km). Sirkuit ini disebut-sebut bisa menampung kapasitas penonton total hingga 100 ribu orang.
Dikutip dari Crash, MotoGP Thailand mencatatkan total 226.655 penonton selama penyelenggaraan MotoGP 2019, dengan 95.000 di antaranya di hari balap. Tapi ini dengan catatan, data sebelum terjadinya pandemi. Pada 2020 dan 2021 Sirkuit Buriram absen menggelar MotoGP.
![]() |
Salah satu hal yang menarik di sirkuit rancangan Hermann Tilke ini adalah bangunan paddock yang menyatu dengan Grandstand atau tribun utama, sehingga pandangan penonton ke depan menjadi lebih luas. Sirkuit ini juga memiliki danau buatan di tengahnya untuk membantu mencegah banjir di sirkuit.
Sirkuit Buriram dibangun dengan total biaya mencapai 38 juta poundsterling atau setara Rp 718 miliar. Otak di balik pembangunan Sirkuit Buriram ini adalah politisi sekaligus orang kaya lokal, yang juga pernah menjadi menteri, Newin Chidchob. Dia juga merupakan pemilik klub sepakbola, Buriram United.
Meski menyenangkan bagi penonton, layout Sirkuit Buriram belum tentu mengasyikkan bagi para rider MotoGP. Pada tahun 2017 lalu misalnya, sang legenda, Valentino Rossi, pernah berkata terang-terangan bahwa Sirkuit Buriram tidak menarik dan sangat membosankan.
"Saya berada di Thailand untuk event Yamaha dua tahun lalu (2014) dan sirkuitnya (jujur) tidak menarik. Sirkuitnya sangat membosankan, tak punya banyak tikungan, cuma trek-trek lurus. Saya pikir itu bukanlah tempat terbaik untuk dituju," ujar Rossi dikutip dari Crash.
Yang membuat Rossi makin tak senang adalah lokasi sirkuit, yang berjarak sekitar 400 km dari Bangkok. Butuh waktu lima jam untuk mencapai Buriram jika menempuh perjalanan darat dari Bangkok.
"Juga lokasi treknya cukup buruk. Jauh dari segalanya. Jadi, saya tak terlalu senang pergi ke Thailand, terutama ke sirkuit itu. Namun, jika kita harus ke sana, kita akan ke sana," sambung Rossi.
Sirkuit Mandalika
Sirkuit Mandalika. Foto: ANTARA FOTO/AHMAD SUBAIDI
|
Pertamina Mandalika International Street Circuit--demikian nama resminya--dibangun di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. Sirkuit ini akan membuat Indonesia menjadi salah satu negara tujuan hiburan olahraga unggulan di kawasan Asia.
Sirkuit Mandalika dibangun sejak akhir 2019 lalu. Kendati pandemi COVID-19 melanda, pengerjaan sirkuit ini terus dilanjutkan hingga akhirnya bisa dipakai untuk menggelar balap WSBK (World Superbike) dan Idemitsu ATC (Asia Talent Cup) pada akhir 2021 lalu.
Di tahun 2022 ini, Sirkuit Mandalika sukses menggelar ajang MotoGP. Dimulai tes pramusim di bulan Februari dan seri balapnya di bulan Maret, dari tanggal 18-20. Meski masih terdapat kekurangan, banyak pihak mengacungkan jempol terhadap pelaksanaan MotoGP di Sirkuit Mandalika.
Bicara layout trek utama, Sirkuit Mandalika memiliki panjang sekitar 4.301 m (4,3 km) dengan jumlah tikungan 17 (6 ke kiri-11 ke kanan), lebar 15 m, dan trek lurus terpanjang 723 m. Kelebihan Sirkuit Mandalika memiliki panorama indah, dengan adanya perbukitan, pantai, juga laguna yang indah.
Trek lurus Sirkuit Mandalika memang tidak sepanjang trek lurus Sirkuit Sepang dan Sirkuit Buriram. Namun secara umum, trek Sirkuit Mandalika memiliki keunggulan tersendiri dengan jumlah tikungan yang banyak (17) dan juga memiliki karakter high speed corner (tikungan cepat).
"Bagi saya trek di Sirkuit Mandalika ini mirip seperti Sirkuit Suzuka (Jepang). Di beberapa bagian, treknya sangat identik. Saya suka sirkuit (Mandalika) ini karena sirkuit ini memiliki banyak tikungan cepat (high speed corner) dan saya bisa memutar penuh gas motor di sini," kata pebalap Moto2, Keminth Kubo.
![]() |
Menurut jurnalis ternama Inggris, Simon Patterson, total jumlah penonton MotoGP Mandalika mencapai lebih dari 100 ribu penonton. Itu merupakan hasil akumulasi penonton dari sesi latihan bebas, kualifikasi, hingga balap (18-20/3).
Rinciannya, pada Jumat (18/3) jumlah penonton 9.857 orang, lalu pada Sabtu (19/3) jumlah penonton 30.021 orang, kemudian pada hari Minggu (20/3) di mana sesi balap Moto3, Moto2, dan MotoGP berlangsung, jumlah penonton 62.923 orang. Jadi total tiga hari penyelenggaraan MotoGP Mandalika, jumlah penontonnya mencapai 102.801 orang.
Sementara jika mengutip dari penjelasan Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) di situs resminya, jumlah penonton MotoGP Mandalika di hari Minggu (20/3) kurang lebih sekitar 60 ribu. Sirkuit Mandalika sendiri diklaim bisa menampung kapasitas maksimum 188 ribu penonton.
Sebagai sirkuit yang baru pertama kali menggelar MotoGP, tentunya Sirkuit Mandalika masih memiliki banyak kekurangan di sana-sini. Trek utama Sirkuit Mandalika bahkan dikeluhkan oleh para rider MotoGP saat tes pramusim, sehingga sempat dilakukan pengaspalan ulang di beberapa titik, meski waktunya mepet.
Kemudian seperti pantauan detikcom di lokasi, fasilitas-fasilitas pendukung di Sirkuit Mandalika belum benar-benar jadi 100%. Di lokasi tempat berdirinya booth-booth penjaja makanan dan tenant-tenant penjaja souvenir-aksesori misalnya, dibeton 100%, sehingga jalanannya becek kala turun hujan.
Di luar itu, ada juga beberapa isu yang sempat mengganggu, seperti adanya calo tiket MotoGP, hingga kemacetan lalu lintas yang parah saat pesta MotoGP Mandalika berakhir (20/3/2022).
Komentar Terbanyak
Punya Duit Rp 190 Jutaan: Pilih BYD Atto 1, Agya, Brio Satya, atau Ayla?
Parkir Kendaraan di Jakarta Bakal Dibikin Mahal!
Banyak Beredar di Jalan Raya, Emang Boleh Motor Tak Pakai Pelat Belakang?