Maverick Vinales mengutarakan penyesalannya pernah meninggalkan tim MotoGP Suzuki. Vinales membela Suzuki pada musim 2015-2016, sebelum dia akhirnya bergabung dengan Yamaha pada 2017 hingga pertengahan musim 2021. Kini Vinales memulai petualangan baru bersama tim MotoGP Aprilia.
Tahun 2022 menjadi momen yang tepat bagi Vinales untuk bangkit dari keterpurukan menyusul konfliknya dengan Yamaha pada musim 2021 lalu. Seperti diketahui, Vinales memutus kontraknya bersama Yamaha kendati masih ada satu tahun tersisa.
Awalnya Vinales mengonfirmasi akan meninggalkan paddock Yamaha di akhir musim MotoGP 2021. Namun karena puncak konflik terjadi sebelum musim 2021 berakhir, pebalap asal Spanyol itu berpisah dengan Yamaha di pertengahan musim 2021, untuk bergabung dengan Aprilia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Di Aprilia, Vinales kembali bertemu dengan mantan rekannya di Suzuki dulu, Aleix Espargaro. Itu pula salah satu alasan mengapa Top Gun ingin membela Aprilia, kendati dengan gaji yang lebih kecil.
"Aleix penting dalam mewujudkan (kesepakatan ini), karena saya memiliki hubungan yang baik dengannya dan kami cukup banyak berbicara. Tetapi saya pikir hal yang membuat saya memutuskan bergabung adalah lebih pada suasana dan semangat. Mereka adalah merek yang cukup baru - bukan hal baru dalam sejarah balap, tetapi baru dalam peningkatan di kelas MotoGP," kata Vinales kepada The Race, dikutip Kamis (6/1/2022).
"Entah bagaimana, saya ingin proses ini, untuk membawa kembali pabrik ke puncak, seperti yang kami lakukan di masa lalu. Ini sangat memotivasi saya. Ini tantangan yang berbeda tapi itu salah satu yang memotivasi saya. Saya ingin menjadi juara, tetapi saya juga ingin membuat sesuatu yang istimewa, bukan melakukan seperti apa yang orang lain lakukan," sambungnya.
![]() |
Bersatunya kembali Vinales dan Espargaro dalam satu garasi tentunya bakal mengembalikan ingatan kita ke musim 2015 dan 2016, di mana dua pebalap tersebut bersama-sama mengembangkan GSX-RR menjadi motor tangguh yang bisa naik podium. Di sisi lain, Vinales sendiri juga mengungkapkan rasa penyesalannya karena meninggalkan Suzuki ketika tim itu sedang mengalami perkembangan yang signifikan.
"Saya tidak ingin berbicara terlalu banyak tentang masa lalu," tambahnya. "Karena jelas saya melakukan kesalahan (meninggalkan Suzuki). Pada akhirnya kami menciptakan tim yang sangat bagus, tetapi pada saat itu Yamaha adalah motor pemenang dan saya memilih cara itu. Salah atau tidak, saya tidak tahu, karena pada akhirnya Anda membuat keputusan sendiri," kata bapak satu anak ini.
Seiring perjalanan, Suzuki sendiri akhirnya menuai hasil manisnya dengan mengantarkan pebalapnya, Joan Mir, menjuarai MotoGP 2020. Sementara Top Gun belum pernah meraih satu pun title juara dunia MotoGP bersama Yamaha.
Di sisi lain, Vinales tetap menghormati Yamaha karena bagaimanapun dia sudah mencecap rasa pahit dan manis di pabrikan Iwata itu selama kurun lima tahun. Vinales tetap percaya bahwa Yamaha M1 tetap menjadi salah satu motor terkompetitif di ajang MotoGP, meski kadang dirinya tak bisa mendapat hasil terbaik.
"Saya hanya ingin mengatakan kata-kata yang baik tentang mereka (Yamaha), karena saya tidak memiliki hal buruk untuk dikatakan. Pada akhirnya Anda dapat melihat motornya berada di level yang hebat, dan saya selalu mengatakan bahwa motornya fantastis," kata Vinales.
"Kami tidak tahu persis mengapa kami tidak bisa membuatnya bekerja, karena kadang-kadang saya merasa tidak terkalahkan dan (kadang pada momen) yang lain saya (jadi pebalap) yang (finis) terakhir. Itu membuat saya menjadi gila," tukasnya.
(lua/lth)
Komentar Terbanyak
Memang Tak Semua, tapi Kenapa Pengguna LCGC Suka Berulah di Jalan?
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah