Managing Director Yamaha, Lin Jarvis, kembali menyindir mantan pebalapnya, Maverick Vinales. Menurut Lin Jarvis, Vinales tak mempunyai mental kuat sebagai pebalap papan atas, sehingga ia frustasi dan akhirnya putus kontrak dengan Yamaha di tengah jalan.
Berbicara kepada Moto Revue, Jarvis berbicara tentang apa yang terjadi dengan Vinales selama musim MotoGP 2021. Satu hal yang membuat bos Yamaha itu kaget adalah ketika Vinales terang-terangan mengutarakan niatannya keluar dari pabrikan biru.
"Kami terkejut ketika dia memberi tahu kami di (MotoGP) Assen bahwa dia ingin kontraknya berakhir. Tapi kami menerima keputusan dia, kami tidak bisa memaksa siapa pun untuk tinggal. Jika seseorang tidak bahagia, mereka harus pergi ke tempat lain. Frustrasi dan kemarahan membuatnya berperilaku dengan cara yang tidak dapat diterima. Kami tidak punya pilihan selain menangguhkannya (di Austria dan Silverstone), yang juga menandai akhir dari hubungan kami," kata Jarvis dikutip Jumat (17/12/2021).
Lin Jarvis sendiri sebenarnya masih memandang Maverick Vinales sebagai pebalap berbakat, tetapi kemudian ia menyadari jika ada sesuatu yang hilang dalam diri pebalap berjuluk Top Gun itu. Vinales dinilai sudah kehilangan nyali dan rasa percaya diri untuk menjadi juara yang hebat.
"Dia memiliki bakat untuk memenangkan Piala Dunia, tetapi saya tidak tahu apakah dia memiliki kekuatan mental. Itu bukan sesuatu yang bisa diperbaiki dan bukan lagi masalah kita," sambung Jarvis.
Maverick Vinales akhirnya resmi pisah jalan dengan Yamaha dan beralih ke Aprilia di pertengahan musim MotoGP 2021. Di sisi lain Yamaha sudah menatap masa depan bersama pebalap andalannya, Fabio Quartararo, yang baru saja merebut gelar juara dunia MotoGP 2021. Lin Jarvis pun berharap agar pebalap asal Prancis itu mau bertahan di Yamaha, setidaknya selama tiga musim ke depan.
(lua/din)