Sirkuit berskala internasional tentunya wajib memiliki aspal kualitas terbaik yang memenuhi standar balapan paling tinggi. Pun begitu di Sirkuit Internasional Mandalika yang menggunakan aspal SMA. Apa itu aspal SMA?
SMA merupakan singkatan dari Stone Mastic Asphalt, yang merupakan bahan campuran aspal dan digunakan untuk melapisi permukaan atas aspal. SMA ini akan dipakai di Sirkuit Mandalika, yang dalam waktu dekat akan menjalani proses homologasi dari Dorna dan FIM.
Dijelaskan oleh Chief Strategic and Communication Officer Mandalika Grand Prix Association (MGPA), Happy Harinto, lapisan aspal ini diperuntukkan demi memperkuat struktur lapisan permukaan lintasan agar tetap kuat.
"Stone Mastic Asphalt (SMA) merupakan salah satu jenis campuran beraspal panas yang dapat digunakan sebagai lapis permukaan, dengan prinsip kontak stone by stone untuk memperkuat struktur lapisan itu sendiri," kata Happy saat dihubungi detikOto.
"Sehingga dibutuhkan aspal dengan Penetration Grade tinggi (PG) yaitu Shell Caliphate race track dengan PG 82, material agregat yang cukup keras namun dapat menyerap aspal bitumen dengan optimum," sambungnya.
Tentunya ada sejumlah keunggulan memakai aspal Stone Mastic Asphalt ini. Salah satunya pebalap tidak mudah tergelincir saat kondisi hujan. Hal ini akan mengurangi risiko rider terjatuh saat melintas di trek basah Sirkuit Mandalika.
"Keunggulan Stone Mastic Asphalt adalah memiliki tahan gelincir (skid resistant) yang cukup tinggi dan tahan terhadap temperatur tinggi serta beban berat kendaraan, sehingga cocok digunakan pada race track di daerah beriklim tropis," ujar Happy.
Happy mengatakan, bahan pembentuk lapisan SMA diambil dari beberapa daerah di Indonesia. Misalnya agregat kasar yang berasal dari Palu, Sulawesi Tengah, serta agregat halus yang berasal dari Lombok Timur dan Limestone filler yang berasal dari Jawa Timur.
Semua material tersebut sudah dipilih dengan mempertimbangkan standar yang telah ditentukan untuk pembangunan sirkuit berstandar internasional.
Selain tiga bahan SMA yang diambil dari beberapa daerah, terdapat dua bahan pembentuk lapisan SMA lain seperti Additives Cellulose Fiber dan Asphalt Shell PG 82 Cariphalte Racetrack. Sehingga total ada lima bahan yang dicampur dan komposisi desain yang direncanakan, lalu dibentuk sample briket.
Dilanjutkan Happy, sampel briket tersebut akan melalui uji tes untuk mendapatkan nilai acuan yang digunakan saat proses penghamparan. Nantinya, nilai acuan yang ditentukan harus memenuhi standar internasional.
"Nilai acuan penghamparan yang digunakan adalah sebesar 0,9 s.d. 1,6 dengan nilai International Roughness Index (IRI) tidak lebih dari 1 m/km," terangnya kepada detikOto.
Happy memastikan, lintasan Sirkuit Mandalika yang sedang dalam proses pengaspalan telah memenuhi standar internasional. Sehingga saat dilakukan homologasi sudah bisa memenuhi persyaratan.
"Lintasan yang saat ini sedang dalam proses pengaspalan, sudah pasti kuat dan memenuhi standar dari FIM (Fédération Internationale de Motocyclisme)," tuturnya.
Happy mengatakan jika tidak ada hambatan selama proses pengerjaan, rencananya homologasi sirkuit akan dilakukan pada akhir Juli mendatang bersama pihak FIM serta Dorna Sport.
"Jika tidak ada halangan, waktu homologasi yang kami sepakati dengan FIM dan Dorna Sport adalah pada akhir Juli 2021 dan pada saat itu tim homologasi mereka akan kembali mengunjungi Sirkuit Mandalika," jelasnya.
(din/din)