Quartararo Tercecer Gegara Ban, Berapa Tekanan Angin Ban Ideal di Motor MotoGP?

Quartararo Tercecer Gegara Ban, Berapa Tekanan Angin Ban Ideal di Motor MotoGP?

Luthfi Anshori - detikOto
Senin, 19 Okt 2020 10:24 WIB
Petronas Yamaha SRTs French rider Fabio Quartararo rides during the first MotoGP free practice session of the Moto Grand Prix of Aragon at the Motorland circuit in Alcaniz on October 16, 2020. (Photo by JOSE JORDAN / AFP)
Fabio Quartararo kesulitan di MotoGP Aragon. Foto: AFP/JOSE JORDAN
Jakarta -

Fabio Quartararo harus tercecer ke posisi 18 MotoGP Aragon gegara masalah ban. Motor Yamaha YZR-M1 tunggangan El Diablo mengalami peningkatan tekanan angin di ban depan. Memangnya berapa tekanan angin ban ideal di motor prototipe MotoGP?

Pebalap Petronas Yamaha SRT Fabio Quartararo meraih hasil tidak sip di MotoGP Aragon, Spanyol, Minggu (18/10) kemarin. Memulai balapan dari pole position, pebalap asal Prancis justru semakin melambat dan hanya mampu menyudahi balapan di posisi ke-18.

Dikutip dari The Race, Quartararo tidak dapat melakukan apa pun dan kesulitan mengontrol motor saat tekanan angin ban depannya meningkat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami dalam kondisi yang baik untuk memperjuangkan hasil yang bagus. Tetapi tekanan depan benar-benar di luar kendali, di luar normal. Ini sangat aneh karena kami memiliki kecepatan untuk bertarung. Mungkin bukan untuk meraih kemenangan atau naik podium, tapi untuk lima besar. Ban depan lepas kendali dan kami tidak tahu mengapa," kata Quartararo.

Dilansir dari laman Box Repsol, ban harus mempertahankan tekanan yang direkomendasikan oleh pabrikan, untuk memastikan keselamatan pengendara dan untuk menawarkan performa terbaik.

Tekanan angin ban sebuah motor MotoGP harus dalam batas yang aman, yakni 2 bar untuk ban depan dan 1,8 bar untuk ban belakang.

ADVERTISEMENT

Jika tekanan angin ban rendah, maka akan menghasilkan kontak yang lebih besar dengan permukaan aspal, sehingga berdampak pada rusaknya stabilitas sepeda motor dan dapat membuat suhu naik secara berlebihan. Di sisi lain, tekanan angin ban yang sangat tinggi dapat mengurangi cengkeraman ban ke permukaan aspal.

Dalam kasus Quartararo, kesalahan dilakukan sejak pemilihan ban dengan kompon medium. Padahal, ban jenis itu belum pernah dipakai sepanjang akhir pekan kemarin saat sesi latihan bebas maupun kualifikasi, sehingga tim tidak memiliki data penggunaan ban medium.

Tidak dapat menggunakan data yang dikumpulkan sebelumnya untuk mengukur set-up ban yang diperlukan Quartararo, tim terpaksa 'mengira-ngira' tekanan yang harus diberikan ke ban depan. Sayangnya, tekanan ban terlalu tinggi karena kondisi aspal yang lebih panas. Artinya, begitu Quartararo memaksa gaspol dengan motornya, tekanan ban depan dengan cepat naik ke titik di mana Quartararo kesulitan mengendalikannya.

"Saya tidak bisa mengerem, tidak bisa berbelok, saya tidak bisa memiringkan motor (untuk menikung)," ujar Quartararo.

Atas hasil yang diraih di Aragon, Quartararo pun harus merelakan pucuk klasemen sementara MotoGP 2020 kepada pebalap Suzuki Ecstar MotoGP Joan Mir.




(lua/din)

Hide Ads