Ini SIM Paling Mahal di Dunia, Tiap Tahun Bisa Bayar Rp 1 Miliar Lebih

Ini SIM Paling Mahal di Dunia, Tiap Tahun Bisa Bayar Rp 1 Miliar Lebih

Doni Wahyudi - detikOto
Rabu, 09 Sep 2020 06:50 WIB
Holding out a driving license
Ilustrasi SIM (Getty Images/iStockphoto/roberthyrons)
Jakarta -

Tidak sembarang orang bisa memiliki SIM yang satu ini. Selain harus memenuhi kualifikasi yang sangat tinggi, biaya pembuatannya bisa mencapai lebih dari Rp 1 miliar.

SIM yang dimaksud adalah SIM untuk tampil di ajang Formula 1. Disebut sebagai Super Licence, memang tidak sembarang orang bisa mendapatkan surat izin mengemudi jet darat ini.

Pertama, cara mendapatkannya saja sangat sulit. Syarat awal yang harus dipunya calon pemilik Super Licence F1 adalah dia harus mengoleksi 40 poin selama tiga tahun terakhir.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

SPA, BELGIUM - AUGUST 30: Race winner Lewis Hamilton of Great Britain and Mercedes GP celebrates in parc ferme during the F1 Grand Prix of Belgium at Circuit de Spa-Francorchamps on August 30, 2020 in Spa, Belgium. (Photo by Stephanie Lecocq/Pool via Getty Images)SPA, BELGIUM - AUGUST 30: Race winner Lewis Hamilton of Great Britain and Mercedes GP celebrates in parc ferme during the F1 Grand Prix of Belgium at Circuit de Spa-Francorchamps on August 30, 2020 in Spa, Belgium. (Photo by Stephanie Lecocq/Pool via Getty Images) Foto: 2020 Pool/Pool

ADVERTISEMENT

Dari mana poin-poin itu didapat? Poin itu datangnya dari serangkaian kejuaraan balap lain yang berada di bawah FIA. Termasuk di dalamnya adalah Formula 2, Formula 3, Formula E, IndyCar, GP3, sampai F3 Championship. Turun di event apapun, seorang pebalap wajib mengumpulkan minimal 40 poin dari kejuaraan-kejuaraan itu untuk waktu tiga musim.

Jumlah 40 poin itu cuma salah satu syarat. Karena ada kewajiban lain yang harus dipenuhi driver sebelum mengantongi SIM F1. Termasuk yang dianggap berat adalah menuntaskan 80% dari seluruh penampilannya dalam dua musim terakhir, khusus pada kejuaraan single seater.

Sementara peraturan laing yang bisa dibilang 'standar' adalah batasan umur minimal 18 tahun, memiliki SIM konvensional di negaranya, dan juga wajib sudah memiliki SIM internasional.

Bagaimana dengan biaya?

Dikutip dari situs resmi BMW, setiap pemilik SIM F1 dikenakan biaya sebesar 10.000 euro, itu setara dengan Rp 175,1 juta.

SPIELBERG, AUSTRIA - JUNE 30: A general view of the starting grid showing Formula One driver Charles Leclerc of Monaco driving the (16) Scuderia Ferrari SF90 and Max Verstappen of the Netherlands driving the (33) Aston Martin Red Bull Racing RB15 on the front row during the F1 Grand Prix of Austria at Red Bull Ring on June 30, 2019 in Spielberg, Austria. (Photo by Mark Thompson/Getty Images)SPIELBERG, AUSTRIA - JUNE 30: A general view of the starting grid showing Formula One driver Charles Leclerc of Monaco driving the (16) Scuderia Ferrari SF90 and Max Verstappen of the Netherlands driving the (33) Aston Martin Red Bull Racing RB15 on the front row during the F1 Grand Prix of Austria at Red Bull Ring on June 30, 2019 in Spielberg, Austria. (Photo by Mark Thompson/Getty Images) Foto: Getty Images/Mark Thompson

Berbeda dengan SIM umum yang bisa berlaku 4 sampai lima tahun, SIM F1 cuma bertahan satu musim. Itu artinya setiap tahun seluruh pebalap harus menyetor biaya Rp 175,1 juta.

Itupun belum sepenuhnya. Sejak 2012 FIA mewajibkan setiap pebalap membayar 1.000 euro (Rp 17,5 juta) untuk setiap poin yang mereka raih di balapan F1.

Itu artinya pada musim 2019 yang lalu, Lewis Hamilton harus mengeluarkan miliaran rupiah hanya untuk membayar SIM saja. Rinciannya sebagai berikut:

Biaya tahunan: Rp 175 juta
Biaya per poin dirah: 413 (poin) x Rp 17,5 juta = 7.227.500.000 (Rp 7,2 miliar)
---------------------------------------------------------------------------------+

Total: Rp 7.402.500.000




(din/rgr)

Hide Ads