Pebalap Yamaha, Valentino Rossi, akhirnya bisa memijak podium lagi setelah finis ketiga di MotoGP Andalusia yang digelar di sirkuit Jerez. Sudah cukup lama Rossi tak bisa finis di posisi terdepan.
Beberapa waktu belakangan, Rossi mengaku mengalami kendala dengan motornya, terutama kendala pada ban belakang motornya. Kini, Rossi mengaku sudah 'nyetel' dengan motornya setelah melobi pihak Yamaha untuk menuruti kemauannya.
Dilansir Corsedimoto, ban belakang motor Rossi tak begitu menjadi masalah selama balapan MotoGP Andalusia. Hal itu berkat kerja keras bersama Yamaha dan timnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pada tahun 2019 saya selalu menderita masalah yang sama. Kami berjuang untuk berubah, ini juga masalah politis, kami sering mendorong Yamaha untuk mengubah setting, motor sepekan yang lalu (ketika Rossi gagal finis di MotoGP Spanyol) itu bukan milik saya, dan saya tidak menyukainya. Sejak hari Jumat saya merasa lebih baik, saya menikmatinya dan melakukan lap yang baik. Saya optimis untuk balapan berikutnya," kata pebalap berusia 41 tahun itu.
![]() |
Disebutkan, Rossi harus sering melobi Yamaha untuk mendapatkan perubahan settingan pada Yamaha YZR-M1 tunggangannya. Dalam beberapa hari terakhir, ia telah meminta dukungan maksimal dari pabrikan asal Jepang tersebut.
"Mereka (Yamaha) punya (Maverick) Vinales dan (Fabio) Quartararo yang sangat kuat, saya berusia 41 tahun dan mereka bilang saya harus mempelajari cara mengendarai motor ini," kata The Doctor.
Managing Director Yamaha Motor Racing, Lin Jarvis, mengatakan perubahan pada motor Rossi membuat pebalap asal Italia itu merasa bahwa Yamaha adalah motornya lagi.
"Sebagian besar (motor) Yamaha kami memiliki setting yang sama, zona tempat mereka bekerja cukup mirip. Tapi Vale (Rossi) berjuang untuk mengatasi hal itu dan merasa nyaman dan membuatnya bekerja untuknya," kata Jarvis dikutip Motorsport.
"Vale sangat kecewa dan benar-benar ingin mengubah sesuatu setelah akhir pekan pertama (di Jerez). Kami memutuskan untuk mengubah sesuatu, ia ingin mencobanya karena tidak ada ruginya."
"Mengubah pikiran para insinyur Jepang kadang-kadang tidak sederhana, karena kami memiliki banyak data dan informasi dan pebalap lain bergerak cepat. Jadi mengapa harus berbeda? Tetapi Valentino jelas memiliki banyak pengalaman dan dia tahu apa yang pas untuknya. Dia meminta, kami menerima dan membuat perubahan."
"Saya tidak mengatakan itu menyelesaikan semua masalahnya, tetapi dia merasa jauh lebih nyaman, dia merasakan itu adalah motornya lagi dan karena itu dia bisa mengendarainya lebih baik," sebut Jarvis.
(rgr/din)
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?