Klaim Ada 3 Juta Penggemar di RI, Yakin Formula E Jakarta Penuh Penontonnya?

Klaim Ada 3 Juta Penggemar di RI, Yakin Formula E Jakarta Penuh Penontonnya?

Luthfi Anshori - detikOto
Senin, 17 Feb 2020 19:44 WIB
BERLIN, GERMANY - MAY 25: In this handout from FIA Formula E -  Alexander Sims (GBR) BMW I Andretti Motorsports, BMW iFE.18 at Tempelhof Airport on May 25, 2019 in Berlin, Germany. (Photo by FIA Formula E/Handout/Getty Images)
Ilustrasi balap Formula E.Foto: (Getty Images)
Jakarta -

Formula E Jakarta akan digelar pada Juni 2020. Penyelenggara mengatakan penggemar Formula E di Indonesia cukup besar, sehingga memastikan balapan mobil tanpa suara itu akan ditonton banyak orang.

"Mengambil data dari Chimes Sport Management, Formula E fans di Indonesia ada 3,3 juta. Ini 54 persen ada tiga: Jakarta, Banten, dan Jawa Barat," ujar Direktur Utama PT Jakarta Propertindo (JakPro) Dwi Wahyu Daryoto, di Jakarta, belum lama ini.

Dengan klaim tersebut, apakah bisa menjamin bahwa nantinya penonton Formula E Jakarta bakal penuh dan membludak? Dikatakan pengamat olahraga Budiarto Shambazy, hal itu tidak bisa disimpulkan langsung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Penggemar itu ada dua. Ada yang seneng ngikutin lewat televisi atau baca (beritanya-red), dan ada yang datang ke (sirkuit) Monas nonton langsung," kata Budiarto, dihubungi detikcom, Senin (17/2/2020).

Budiarto menambahkan jika jumlah penonton langsung Formula E Jakarta belum bisa diperkirakan saat ini. Sebab ini termasuk olahraga baru dan pertama kalinya di selenggarakan di Indonesia.

ADVERTISEMENT

"Yang nonton langsung itu belum bisa diukur sekarang ini, karena baru perdana. Apalagi kalau tiketnya mahal. Kalau gratis tiketnya saya nggak tahu ya. Jadi semuanya masih dalam unsur spekulasi aja. Belum tentu semeriah balap lain. Jangan-jangan nanti nggak ada yang datang atau segelintir aja yang nonton," jelasnya lagi.

Meski demikian, Budiarto juga menekankan bahwa untuk penyelenggaraan pertama ini, pihak pelaksana jangan terlalu ambil pusing untuk mengejar target keuntungan atau berpikir soal risiko kerugian.

"Kalau sudah diputuskan untuk diselenggarakan nggak usah hitung untung rugi dulu. Yang penting penyelenggaraannya bagus, panitianya kerja baik, dan nggak ada kendala tiba-tiba yang bisa mengganggu lomba di tengah jalan. Itu dulu deh. Untuk latihan 5 tahun ke depan, kalau menurut saya," pungkasnya.




(lua/lth)

Hide Ads