Begini Proses Pembangunan Sirkuit Jalanan Formula E Jakarta

Begini Proses Pembangunan Sirkuit Jalanan Formula E Jakarta

Rizki Pratama - detikOto
Senin, 17 Feb 2020 06:21 WIB
Suasana pembangunan proyek revitalisasi Taman Monumen Nasional (Monas). Jakarta, Rabu (22/1/2020). Sejumlah fasilitas publik akan dibangun di Taman Monas, mulai dari lokasi upacara dan parade. CNN Indonesia/Andry Novelino
Monas akan jadi lokasi digelarnya Formula E Jakarta (CNN Indonesia/Andry Novelino)
Jakarta - Pembangunan sirkuit jalan raya di Jakarta untuk hajatan Formula E ternyata tak sampai memakan waktu dua bulan. Bagaimana prosesnya akan dikerjakan?

Tepatnya pada 6 Juni 2020, Jakarta akan menggelar event Formula E untuk kali pertama. Seperti Formula 1 di Monako, balapan ini akan digelar di jalan raya. Sudah terpilih sebagai lokasinya di sekitaran Monas, Jakarta Pusat.

Itu artinya, pihak penyelenggara punya waktu kurang dari empat bulan untuk menggeber segala persiapan. Dengan waktu yang relatif pendek, sejauh ini terlihat aktivitas pembangunan sirkuit di sekitaran Monas.

Kendati begitu, PT Jakarta Propertindo (Jakpro) meyakinkan sirkuit dapat dibuat dalam waktu dua bulan, bahkan bisa lebih cepat.

"Pengaspalannya itu berdasarkan informasi dan teknis pengerjaanya memakan waktu 1-2 bulan," ungkap Direktur Utama PT Jakpro, Dwi Wahyu Daryoto dalam Media Briefing Formula E di Cikini, Jakarta Pusat.

Untuk pengaspalan ada dua pilihan yang dapat dilakukan, mempertimbangkan di Monas ada permukaan jalan dengan batu alam atau cobblestone. Pertama adalah mengganti permukaan jalan dengan lapisan batu alam dan mengaspalnya.

Cara kedua memberikan lapisan di atas batu alam sebelum di aspal. Setelah balapan selesai aspal bisa diangkat kembali dan jalan dengan permukaan batu alam tetap pada tempatnya. Cara kedua ini sama seperti cara yang digunakan di sirkuit jalanan Paris.


"Itu nanti dari teknisnya tim FEO (Formula E Operation), kemungkinan ada dua cara, cobblestone diangkat sesuai standar FIA grade tiga, bisa juga overlayer cobblestone tetap disitu. Itu sudah dilakukan di Paris. Teknologi yang sudah maju membuat lapisan aspal sementara itu bisa segera dilepas setelah event sehingga cobble stone akan kembali seperti semula." papar Dwi.

Saat ini pilihan terbaik adalah menggunakan metode pelapisan. Sebab jika dibongkar terlebih dahulu waktu yang diperlukan lebih lama sedangkan tenggat waktu menuju balapan ini semakin dekat.

"Dari sisi efektivitas pengerjaan, pelapisan lebih mudah dan cepat. Sementara untuk pembongkaran butuh waktu lebih lama. Saat ini pilihan kami adalah pelapisan sebagian cobble stone, tepatnya di area-area di mana jalur trek, tribun, pit, dan paddock berada," terang Dwi.


(rip/din)

Hide Ads