Mahalnya kendaraan listrik banyak membuat pengendara berpikir ulang untuk memiliki kendaraan listrik. Berdasarkan hal tersebut, pemerintah menilai harus memiliki cara untuk mengakalinya, salah satunya dengan menerapkan sistem swab baterai atau tukar-ganti baterai.
"Sistem pengisian AC/DC, kalau setahu saya ini kan tahap awal sudah mulai banyak melakukan ini, dan kemudian yang menjadi persoalan adalah soal harga, karena dari komponen kendaraan listrik itu yang paling mahal adalah harga baterai dan komponen motornya," ujar Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub RI, Budi Setiadi, di booth Toyota pada ajang GIIAS 2021.
"Ini yang diminta Menteri Perhubungan, kalau bisa harga baterainya itu diturunkan. Tapi saat ini yang kita dorong ialah skema pembelian tanpa baterai, jadi sepeda motor listrik dengan sistem swab, itu kan ada 2 perusahaan Oika dan baterai Swab Indonesia yang menggunakan sistem swab baterai. Jadi orang tinggal ke Alfamart ganti baterainya itu yang kita dorong, pembelian motor listrik tanpa baterainya, sehingga bisa lebih murah harganya," Budi menambahkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Meski demikian, lanjut Budi, pemerintah terus membangun infrastruktur untuk pengisian baterai di kota-kota besar.
"Populasi untuk sepeda motor listrik itu di angka sekarang sudah mencapai 10.300 unit, tapi memang setelah Perpres 55 memang perkembangan kepemilikan atau manufacturing sudah banyak, tadinya cuma 5 APM (Agen Pemegang Merek) sekarang sudah 22 APM sepeda motor listrik dan sekarang yang sudah beredar di masyarakat 10.300-an unit motor listrik. Kalau untuk mobil 1.500 mobil listrik," tutup Budi.
(lth/lua)
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah