Duit Rp 271 T Dipakai Beli Honda BeAT, Semua Warga Jakarta Kebagian 1 Unit!

Duit Rp 271 T Dipakai Beli Honda BeAT, Semua Warga Jakarta Kebagian 1 Unit!

Septian Farhan Nurhuda - detikOto
Selasa, 02 Apr 2024 14:35 WIB
Honda BeAT.
Honda BeAT. Foto: Wahana Honda.
Jakarta -

Sejak beberapa hari terakhir, nominal uang Rp 271 triliun tengah menjadi perbincangan banyak orang. Angka tersebut mengacu pada perkiraan kerugian akibat kasus korupsi timah yang menyeret nama Harvey Moeis selaku suami Sandra Dewi.

Sebagai kanal otomotif, detikOto mau mengajak pembaca sedikit berhitung. Seandainya dana Rp 271 triliun dipakai untuk membeli motor murah seperti Honda BeAT, kira-kira dapat berapa unit, ya?

Honda BeAT saat ini dibanderol mulai Rp 18 jutaan dengan status on the road Jakarta. Maka, jika dipakai untuk membeli motor tersebut, dana Rp 271 triliun bisa mendapat 15 juta unit lebih! Nominal itu jauh lebih banyak dibandingkan total penduduk Jakarta yang hanya 11,3 juta orang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Logo Honda BeAT Deluxe.Logo Honda BeAT Deluxe. Foto: Septian Farhan Nurhuda. / detik.com

Itu artinya, masing-masing penduduk Jakarta bisa mendapat 1 unit Honda BeAT. Bahkan, masih ada sisa 3 juta unit lebih yang bisa dibagikan ke penduduk lain di luar wilayah tersebut.

Meski terkesan main-main dan imajinatif, namun hal ini membuktikan betapa besarnya dana Rp 271 triliun jika digunakan untuk keperluan lain, termasuk sepeda motor.

ADVERTISEMENT

Sebagai catatan, publik belakangan tengah diriuhkan kasus dugaan korupsi tata niaga komoditas timah wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah Tbk tahun 2015-2022 yang menyeret nama Harvey Moeis.

suami aktris Sandra Dewi, Harvey Moeis sebagai tersangka dalam kasus korupsi tata niaga komoditas timah wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah Tbk tahun 2015 s/d 2022.suami aktris Sandra Dewi, Harvey Moeis sebagai tersangka dalam kasus korupsi tata niaga komoditas timah wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah Tbk tahun 2015 s/d 2022. Foto: Rumondang Naibaho/detikcom

Dikutip detikNews, nilai kerugian dari kasus tersebut diprediksi mencapai Rp 271,06 triliun. Menurut ahli lingkungan dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Bambang Hero Saharjo perhitungan tersebut merupakan hasil kalkulasi dari banyak kerugian, termasuk kerusakan lingkungan dalam kawasan hutan dan nonkawasan hutan.

Dia kemudian merinci perhitungan kerugian dalam kawasan hutan dan non-kawasan hutan. Berikut kami rangkum angkanya:

Kerugian Kawasan Hutan

- Kerugian lingkungan ekologisnya Rp 157,83 triliun

- Ekonomi lingkungannya Rp 60,276 triliun

- Pemulihannya Rp 5,257 triliun

Total untuk yang di kawasan hutan adalah Rp 223,36 triliun

Kerugian Non Kawasan Hutan

- Biaya kerugian ekologisnya Rp 25,87 triliun

- Kerugian ekonomi lingkungannya Rp 15,2 triliun

- Biaya pemulihan lingkungan Rp 6,629 triliun

Total untuk untuk nonkawasan hutan APL adalah Rp 47,703 triliun.




(sfn/rgr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads