Terungkap! Ini Alasan Motor Listrik Subsidi Belum Banyak yang Laku

Motor listrik bersubsidi kembali menjadi perbincangan. Pasalnya walaupun sudah diberikan 'diskon' dari pemerintah sebesar Rp 7 juta, nyatanya penjualan motor listrik masih melempem.

Alasan dari masih sedikitnya pembeli motor listrik subsidi disebabkan oleh kriteria dan persyaratan yang cukup ketat. Untuk kriterianya sendiri, subsidi motor listrik ini sebenarnya hanya ditargetkan kepada para pelaku UMKM dan pengguna listrik 450-900 VA. Sedangkan mereka yang berminat untuk membeli motor listrik adalah orang-orang yang memiliki penghasilan cukup besar.

Hal ini pun diakui oleh Marketing Strategic Smoot Motor Indonesia, Rizal Alexander. Dia menyebutkan bahwa memang yang membuat masih sedikitnya pembelian motor listrik subsidi adalah kriteria yang sangat membatasi calon pembeli.

"Yang bikin sedikit (penjualan) itu, memang karena subsidi hanya ditargetkan untuk UMKM atau masyarakat yang kesehariannya menggunakan kendaraan untuk mencari nafkah. Nah, kebanyakan orang yang apply itu adalah orang yang berpenghasilan cukup tinggi," terang Rizal.

Walaupun penjualan motor listrik subsidi hingga saat ini masih sedikit, Rizal mengaku bahwa sebenarnya sudah ada ribuan orang yang berusaha untuk mendaftarkan dirinya ke dalam program ini. Namun sebagian besar dari mereka dinyatakan tidak layak untuk menerima subsidi.

"Subsidi ini sebenarnya peminatnya banyak dan yang daftar sudah ribuan, tapi yang masuk ke dalam kriteria itu paling tidak lebih dari 20% dari jumlah pendaftarnya," jelas dia.

Sebelumnya, disebutkan oleh Moeldoko selaku Kepala Staf Kepresidenan sekaligus Ketua Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo), motor listrik baru terjual sebanyak 108 unit sejak diberlakukannya program subsidi.

"Pertumbuhan pembelian sepeda motor sampai dengan saat ini masih lambat. Kemarin saya pimpin rapat hari Jumat baru 108 sepeda motor yang terbeli. Kenapa ada keringanan dari pemerintah kok disambut seperti itu oleh masyarakat. Ini sedang kita evaluasi," ungkap Moeldoko dalam Green Economic Forum yang diselenggarakan CNBC Indonesia, Selasa (22/5/2023).