Viar Produksi Motor Listrik di Semarang, 6.000 Unit Dipakai Ojol

Viar Produksi Motor Listrik di Semarang, 6.000 Unit Dipakai Ojol

Rangga Rahadiansyah - detikOto
Senin, 17 Okt 2022 13:05 WIB
Motor Listrik Grab
Ojol Pakai Motor Listrik (Foto: Dok. Grab Indonesia)
Jakarta -

Viar Motor telah memproduksi motor listrik secara lokal di Semarang. Ribuan unit motor listrik Viar digunakan oleh ojek online (ojol).

Menurut General Manager VIAR Motor Dimas Tommy Radityo, pabrik VIAR berdiri sejak tahun 2000 berlokasi di Kawasan Terboyo. Seiring dengan semakin berkembangnya bisnis usaha Viar Motor, perusahaan melakukan relokasi ke Kawasan Industri BSB pada Maret 2011 untuk meningkatkan sistem produksi, kapasitas produksi, dan kualitas produksi.

"Pabrik baru seluas 20 hektare ini memiliki kapasitas produksi hingga 1.000 unit per hari sehingga menjadikan kami sebagai salah satu pabrik otomotif terbesar di Indonesia. Tak hanya itu, perusahaan juga terus meningkatkan hilirisasi industri komponen dalam negeri untuk menjadi bagian dari rantai pasok VIAR," katanya dalam keterangan tertulis.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejak 2017, VIAR Motor meluncurkan sepeda motor listrik dengan merek Q1. Dimas menyebut, motor listrik itu dipakai oleh ojol.

"Motor listrik Q1 ini lebih dari 6.000 unit telah digunakan oleh Grab sebagai armada operasional para drivernya di delapan kota besar. Di sini menunjukkan ketahanan dari unit Viar Q1 yang dibuktikan dengan durasi operasional pada driver yang mencapai lebih dari 100km per hari," sebut Dimas.

ADVERTISEMENT

Dimas berharap, Viar Motor sebagai produk anak bangsa bisa diterima masyarakat luas di Indonesia. Dia mengklaim, secara kualitas produk dalam negeri bisa bersaing dengan produk asing.

"Kami di Viar Motor saat ini sudah memproduksi 16 tipe kendaraan yang sudah diverifikasi. Di antaranya motor perhubungan, pertanian, dan sport. Bahkan kami juga sudah memproduksi motor listrik. Kami berharap ada keberpihakan pemerintah, khususnya dalam hal kebijakan agar produk lokal ini bisa bersaing dengan produk luar," imbuhnya.

"Kami membutuhkan dukungan dari stakeholder terkait, termasuk pemerintah agar edukasi dan sosialisasi terus dijalankan bersama dengan Industri, dan juga dukungan infrastruktur agar penempatan Baterry Swap Station di public space agar digratiskan, sehingga memberikan stimulan bagi Industri kendaraan dan Industri baterai di Indonesia," ucapnya.

Dimas yakin, banyaknya battery swap station dan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum akan meyakinkan masyarakat untuk konversi menggunakan Kendaraan Listrik.




(rgr/dry)

Hide Ads