Bukan Cafe Racer, Kaum Milenial Papua Gilai Motor Ini

Bukan Cafe Racer, Kaum Milenial Papua Gilai Motor Ini

M Luthfi Andika - detikOto
Rabu, 24 Feb 2021 09:44 WIB
Honda CRF150L, Kawasaki KLX150L, dan Yamaha WR 155R
ilutstrasi Foto: Motor Trail
Jakarta -

Berbeda dengan anak muda yang berada di pulau Jawa atau pulau lainnya yang saat ini lebih menggilai motor bergaya cafe racer, milenial di Papua lebih memilih menggunakan motor garuk tanah alias motor trail.

Seperti yang disampaikan Peneliti Balai Arkelogi Papua dan Dosen Arkeologi Universitas Cendrawasih, Hari Suroto kepada detikOto. Hari menjelaskan ada perbedaan mendasar soal pemilihan sepeda motor di Papua.

"Model sepeda motor trail menjadi favorit para penggemar roda dua di Kota Jayapura, Papua, terutama mahasiswa dan generasi millenial. Beragam model ditawarkan oleh produsen sepeda motor untuk beragam kebutuhan hobi berkendara di alam. Namun oleh generasi milenial sepeda motor trail ini digunakan pergi ke kampus atau aktivitas lainnya di dalam kota yang beraspal mulus. Sepeda motor trail sudah menjadi gaya hidup bagi generasi milenial di Kota Jayapura, Papua," ujar Hari.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hari menjelaskan dipilihnya motor trail membuat gaya berkendara pemuda Papua berbeda dibandingkan pemuda lainnya di pulau lainnya di Indonesia.

Tampilan baru Honda CRF150L 2019Ilustrasi Tampilan Honda CRF150L 2019 Foto: Dok.Astra Honda Motor

"Biasanya sepeda motor trail ini dikendarai sendiri namun di Kota Jayapura sering kendarai dengan berboncengan. Selain itu untuk mengendarai sepeda motor di jalan raya perkotaan tentu butuh penyesuaian dengan kondisi jalan. Salah satunya adalah posisi tubuh saat berbelok. Berbeda dengan motor di jalan raya yang lebih rebah dan bertumpu pada lutut, untuk motor trail justru berkebalikan. Saat motor berbelok ke kanan, tubuh justru ke arah kiri dengan kaki kanan turun ke arah depan motor. Begitu juga sebaliknya jika berbelok ke kiri, tubuh ke arah kanan. Hal ini dilakukan untuk menjaga keseimbangan motor saat berbelok," cerita Hari.

ADVERTISEMENT

"Sepeda motor trail didesain untuk kondisi jalan yang tidak mulus akibat lumpur atau berbatu yang memungkinkan selip ban. Posisi tubuh yang berlawanan dianggap lebih seimbang. Selain itu posisi kaki yang menjulur keluar sebagai antisipasi saat terjatuh. Ketika motor terjatuh kaki tidak akan terjepit motor karena bila terjepit akan sulit untuk berdiri dan terlepas dari motor. Namun bagi pengendara sepeda motor trail di perkotaan maka gaya yang diperlukan adalah line with the bike artinya pengendara sejajar dengan motornya. Gaya ini sangat umum digunakan di jalan raya karena kecepatannya yang tidak terlalu tinggi," lanjut Hari.

Kawasaki KLX 230Ilustrasi Kawasaki KLX 230 Foto: Ruly Kurniawan/detikOto

Hari menjelaskan untuk pemilihan merek, Hari menjelaskan bisa dikatakan hampir merata. Artinya motor trail ini dari berbagai merek ada di Papua.

"Sepeda motor yang sering dikendarai di Kota Jayapura ada beberapa diantaranya Kawasaki dan Honda," tutup Hari.

Yamaha memperkenalkan Yamaha WR 155 di Kemayoran, Jakarta, Senin (2/12). Motor trail adventure tersebut dibandrol dengan harga Rp 36,900.000 OTR Jakarta.Ilsutrasi Yamaha memperkenalkan Yamaha WR 155 di Kemayoran, Jakarta, Senin (2/12). Motor trail adventure tersebut dibandrol dengan harga Rp 36,900.000 OTR Jakarta. Foto: Rifkianto Nugroho



(lth/din)

Hide Ads