Hal ini dikarenakan baterai lithium sebagai penyimpan energi jauh lebih padat dalam menyimpan energi dibanding baterai lead acid. Akibat kepadatannya, ketika baterai mengalami kebocoran akan menghasilkan ledakan dari energi yang disimpan.
"Lithium memang secara jika ditusuk ketemu oksigen bisa terjadi ledakan, memang iya betul. Jadi oksigen terjadi proses oksidasi yang tidak terkontrol," kata anggota aktif Komunitas Sepeda/Motor Listrik Indonesia (Kosmik), Hendro kala ditemui di pameran modifikasi motor listrik PLN di Jakarta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kendati begitu, untuk kemasan baterai buatan profesional oleh merek terpercaya yang legal dikatakan Hendro sudah cukup aman. Bahkan merek lokal seperti Gesits, Selis, dan Viar sudah terjamin kerapatan kemasan baterai lithium untuk menghindari proses oksidasi yang mengakibatkan ledakan itu.
"Tapi kalau pabrikan baterainya sudah dicor pakai resin jadi walau kena puncture oksigen tidak masuk," ungkap Hendro.
Berbeda dengan lithium, baterai lead acid sebenarnya lebih kecil atau sukar sekali meledak. Kelemahannya tentu energinya tidak sepadat baterai lithium sehingga menyebabkan ukuran baterai lead acid cenderung lebih besar jika dengan dibandingkan dengan jumlah daya yang sama. "Paling aman lead acid karena lebih aman dan murah, tapi berat," tutupnya.
(rip/ddn)
Komentar Terbanyak
Jangan Kaget! Biaya Tes Psikologi SIM Naik, Sekarang Jadi Segini
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah