Hal tersebut disampaikan perwakilan Yamaha Indonesia, dalam acara D'Motospeak Coaching Clinic bareng Yamaha yang digelar di Badung Cafe N Resto, Bandung pada Minggu (25/8/2019). Menurutnya, dari kasus kecelakaan itu, 73%-nya didominasi oleh kendaraan roda dua atau motor.
"Ada tiga faktor yang bisa menyebabkan terjadi kecelakaan, yaitu faktor manusia, kendaraan, dan lingkungan," ucapnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Safety mind berpengaruh juga terhadap safety riding. Misalnya saat kecepatan rider mencapai 50 km/jam, seharusnya pengendara yang fokus melihat kondisi di depan jalannya hanya membutuhkan 0,4 detik setara 5,5 meter untuk merespon dari otak ke tindakan yang akan dilakukannya. Sedangkan orang yang banyak pikiran butuh 0,8 detik setara 11 meter," ucapnya.
"Selanjutnya keterampilan berkendara. Kebanyakan di Indonesia ini orang bisa naik motor secara otodidak. Padahal perlu belajar safety riding karena reaksi manusia memerlukan waktu dari mata melihat kemudian otak berpikir sampai melakukan tindakan pada tangan dan kaki,"imbuhnya.
Lebih lanjut Ia menjelaskan bahwa banyak rider yang tidak mengetahui karakter kendaraannya sendiri padahal ini menjadi faktor utama sebelum berkendara. Hal ini juga berefek ke perawatan kendaraan motor yang salah. Selain karakter kendaraan, Ia juga mengatakan seharusnya rider mengetahui fungsi kelengkapan keamanan dalam berkendara seperti helm, jaket, dan lainnya.
"Terakhir, saran saya, kita yang harus mengendalikan motor, bukan motor yang mengendalikan kita. Misalnya saat kita melaju dengan kecepatan 100 km/jam tapi hati kita tidak yakin, terus kita maksain, berarti itu motor yang masih mengendalikan kita," ucapnya.
(ega/ddn)
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?