Motor listrik itu adalah SDR atau Sugeng Darma Rizqi dari PT Arindo Pratama. Untuk ukuran sepeda motor, motor listrik ini memang lebih mahal ketimbang motor-motor Jepang bermesin bensin. Emil membelinya seharga Rp 35 juta. Motor listrik itu sudah memiliki STNK dan BPKB.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Emil dimudahkan dalam menggunakan motor listrik ini. Tak perlu SPBU, ngecas motor listrik bisa dimana saja. Penggunanya tidak akan kesulitan untuk mengisi daya baterai sebelum melakukan mobilisasi dengan motor tersebut.
"Menariknya, dulu saya bayangkan motor listrik harus ada seperti SPBU. Itu nyolok di mana saja, selama ada colokan listrik. Dia punya konverter mesinnya dicolok, kalau yang konvensional baterai diangkat dicolok dengan sebuah cara di tempat umum. Kalau ini nggak, baterainya tidak pernah diangkat tinggal dicolok seperti kita nyolok laptop," ujar Emil.
Mengisi daya motor listrik ini tidak lama. Cukup dicas satu jam, motor listrik ini bisa menempuh jarak 80 kilometer.
"Yang paling keren nggak ada bunyi, jadi pas di perempatan suka bingung ini mati atau hidup karena kebiasaannya mentalnya motor knalpot. Nah perusahaan ini saya dukung karena sudah terbukti bisa memproduksi massal," ujar Emil.
Di Indonesia, selain motor listrik yang dipakai Emil, ada juga motor listrik lainnya. Misalnya ada Gesits yang sudah diperkenalkan kepada masyarakat umum di pameran Indonesia International Motor Show (IIMS) 2019 lalu yang dibanderol Rp 24,95 juta off the road. Ada juga motor listrik Viar, yakni Viar Q1. Baik Gesits maupun Viar Q1 sama-sama mengusung gaya skuter, berbeda dengan motor listrik tunggangan Emil yang bergaya ala motor laki atau motor sport.
(mud/rgr)
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah