Ditemui pada saat IIMS 2019, Bamsoet mengungkapkan alasan utama untuk mendorong wacana tersebut karena banyak pekerja muda yang tinggal di pinggiran kota, namun bekerja di kota sentra ekonomi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemudian untuk menunjang pekerjaan baru mampu membeli motor, itu pun kredit misalnya. Tapi dari pinggir kota menuju tempat pekerjaan dari sentra-sentra ekonomi itu kan jauh, katakanlah sekarang ini saya punya data banyak anak-anak muda kita tinggal di Bekasi, Cibinong, Tangerang tapi mereka setiap hari harus mempertaruhkan nyawanya untuk mencari nafkah di sentra ekonomi," ujar Bamsoet.
Bamsoet mengatakan hal di atas tidak boleh lagi dibiarkan. Menurutnya, sudah saatnya anak bangsa peduli dan tidak boleh lagi membiarkan rakyat berjuang sendirian di tengah kemacetan jalan segala arah dari kekacauan sistem transportasi dengan bertaruh nyawa.
"Tidak ada yang memperhatikan mereka dibiarkan bertarung nyawa di jalan raya yang kusut dan sering terjadi kecelakaan itu karena menimbulkan korban jiwa karena tidak beraturannya lalu lintas di jalan raya," ujar Bamsoet.
Soal infrastruktur Bamsoet mengatakan, penggunaan jalan tol sebagaimana yang dimaksud ialah bukan langsung bergabung bersama-sama pengguna mobil jalan tol yang selama ini sudah berjalan sebagaimana disampaikan banyak pihak dan menimbulkan pro-kontra.
"Namun, jangan berpikir seperti di luar negeri, kalau mengacu seperti di Bali harus ada pemisah jalan, marka jalan yang tinggi itu yang memisahkan pengguna sepeda motor dan mobil," ucap Bamsoet. (riar/lth)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?