'Unboxing Motor' karena Ogah Ditilang, Ini Pandangan Psikolog

'Unboxing Motor' karena Ogah Ditilang, Ini Pandangan Psikolog

Rizki Pratama - detikOto
Senin, 18 Mar 2019 15:14 WIB
Foto: Capture dari video Adi Saputra membanting motor karena tidak terima ditilang/Dok Istimewa
Jakarta - Fenomena perusakan motor saat ditilang oleh polisi akhir-akhir ini menjadi fenomena baru. Namun pada akhirnya tindakan ini tidaklah menyelesaikan masalah melainkan menghasilkan kerugian lebih.

Menurut ahli psikologi, Ervan Abu yang dihubungi detikcom pada Senin (18/3/2019), pelaku tidak memiliki strategi yang fleksibel terhadap konflik yang dihadapi.

"Pelaku tampaknya tidak punya strategi menghadapi konflik yang fleksibel. Jadi mengambil cara 'kalah-kalah'. Padahal ada banyak cara menghadapi konflik yang lain yang lebih produktif," papar Ervan kepada detikcom.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Cara 'kalah-kalah' dijelaskan sebagai solusi penyelesaian masalah yang tidak ingin kedua pihak mendapatkan sesuatu. Dalam kasus ini pemiliki motor merasa kalah jika menerima begitu saja jika motornya ditilang dan pada kondisi itu dia memilih untuk merusak motornya agar tidak ada yang 'menang' dalam situasi tersebut.

Ervan menganalogikan kondisi tersebut dengan situasi dua orang yang sedang berebut sebuah kue. Pelaku lebih memilih untuk membuang kuenya daripada didapatkan oleh orang lain.



"Daripada jadi berantem kita buang kue itu biar kita berdua nggak makan," ujar Ervan.

Setiap orang memiliki kesempatan untuk memilih reaksi dalam menghadapi situasi. Namun dalam situasi ini dia tidak mencoba melakukan kerjasama melainkan memilih untuk menyerang.

Hal ini menurut Ervan cenderung tidak memberikan solusi dengan lari dari masalah. "Poin pentingnya setiap orang punya pilihan untuk mencoba bekerjasama atau malah menyerang. Kadang ada yang kecenderungannya bukan mencari solusi tapi lari dari masalah," tutupnya. (rip/rgr)

Hide Ads