Terlebih ia mencontohkan bagaimana jalan tol yang dimaksud seperti yang sudah ada di Suramadu dan Bali. Namun kabar tersebut ternyata menimbulkan beragam respons dari warga.
Seperti Djajuli misalnya, setuju dengan wacana tersebut apabila infrastruktur antara mobil dan motor dipisah agar lebih aman bagi pengendara motor yang masuk tol.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya 50:50 tergantung manfaatnya seperti apa, bisa setuju kalau semua mengutamakan safety riding, karena kan yang namanya tol biasanya untuk kendaraan roda empat, biasanya kecepatan lebih tinggi karena kan jalur bebas hambatan," ungkap Djajuli yang berprofesi sebagai karyawan swasta di perusahaan Jakarta Selatan.
Sama halnya dengan Hilman, Yogi dan M. Nur, ia menyebut agar jalur antara sepeda motor dipisah dengan kendaraan roda empat.
"Aduh kayaknya nggak deh, cukup mobil aja, karena di jalan biasa aja itu udah macet ya, kita pun sebagai pengguna motor udah ngerasain, kan jalan tol itu khusus jalan bebas hambatan ya jadi cukup mobil aja, saya kurang setuju kalau sepeda motor masuk tol, tapi kalau diberikan lajur khusus itu saya setuju," ujar Hilman yang tinggal di Citayam, Depok.
"Setuju setuju aja mas, misalnya suatu waktu di situasi darurat kita masuk tol, untuk lajur motor dipisah sendiri seperti di jalur busway, jadi ada pembatasnya, kalau disuruh bayar selama itu tidak terlalu membebani pengendara sepeda motor kita masih terima," ungkap Yogi.
"Setuju lebih ke arah teknis, kalau untuk disamakan tol motor dan mobil berbahaya juga, mungkin kalau dikhususkan sepeda motor saya setuju, contohnya seperti di Suramadu dan Bali," ungkap M. Nur
Sementara Ifan, karyawan swasta ini setuju dan keistimewaan juga didapatkan apabila pengendara motor berani membayar untuk mendapatkan fasilitas lebih.
"Bagus aja setuju saya, kayaknya harus dibikin jalur berbeda, boleh masuk tol tapi lajurnya harus berbeda, cuman kalau di tol kan ada tingkatan bayarnya, nah orang kan kalau masuk sana harus mikir juga," ujar Ifan Karyawan Swasta.
"Jadi menurut saya mereka pengguna motor akan mikir terlebih dahulu kalau masuk jalur cepat," tambah Ifan.
Pengendara lain, menyatakan perbedaan pendapat terkait usulan Bamsoet yang memperbolehkan sepeda motor dapat melewati tol, karena banyak kasus pelanggaran lalu lintas didominasi oleh pengguna sepeda motor.
"Wah saya nggak setuju bang, pasti pada main kebut-kebutan kalau di jalan tol, kalau dipisah pun tetap nggak setuju karena motor kan saya pikir kendaraan yang bikin nggak beres," ujar Imam selaku driver ojek online.
"Menurut saya motor masuk ke jalan tol bahaya untuk di Indonesia, dari hitungannya dari segi jumlah kapasitas kendaraan masuk tol sudah banyak," ujar John.
"Udah gitu kesadaran dari pengendara motor tersebut itu pun terkadang masih rendah, apalagi nanti kalau masuk tol, yang ada malah bisa menambah bahaya terutama bagi keselamatan sendiri," ucap John.
"Untuk saat ini setuju, kalau ke depannya seperti Amerika jalan tol bisa dimasuki jalan tol, itu kan kemungkinan karena treknya jalan jauh dan jalannya lebar, dari segi kapasitas kendaraan pun mereka agak lebih leluasa dibandingkan jalan Jakarta," ungkap John.
"Sedangkan di jalan normal aja mobil padat ditambah motor udah lebih parah apalagi dimasukin jalan tol," tambah John.
"Wah kurang setuju bahaya karena pada kencang-kenceng, sama aja dipisah juga pada ngebut," singkat Fuad.
"Enggak setuju bang karena motor bikin macet bang, kalau bisa sih ya sepeda motor dibikin lajur sendiri kayak di Suramadu," ungkap Naufal.
Bagaimana menurut Otolovers? Sudah siap masuk tol atau malah takut? Silakan komentar di bawah.
Simak juga video 'Usulan Motor Masuk Jalan Tol, Menteri PUPR: Memungkinkan':
(riar/ddn)












































Komentar Terbanyak
Di Indonesia Harga Mobil Terkesan Mahal, Padahal Pajaknya Aja 40%!
Tanggapan TransJakarta soal Emak-emak Ngamuk Nggak Dikasih Duduk
Biaya Perpanjang SIM Mati tanpa Bikin Baru