Salah satunya adalah hal mendasar memposisikan jari pada tuas rem.
Umumnya pengendara motor memposisikan dua jari pada tuas rem. Namun menurut Instruktur Safety Riding binaan Astra Honda Motor Hendrik Ferianto pengereman dua jari biasa dilakukan oleh pebalap namun menjadi bahaya bila dilakukan di jalan raya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Rem dua jari sebenarnya dipakai di dunia balap, para pebalap, mereka diminta mengurangi kecepatan tanpa menurunkan akselerasi," tambahnya.
Maksud Hendrik adalah pembalap sengaja tidak menggunakan empat jari, karena dua jari yang lain digunakan untuk mempertahankan tuas gas pada posisi terbuka. Hal itu sulit dilakukan jika keempat jari berada pada tuas rem.
"Tapi kalau di jalan biasa jadi bahaya, contoh gini jari standby di rem, lagi naik motor di kecepatan 80, tiba-tiba ada mobil berhenti tiba-tiba, kita panik kan, kalau orang panik tubuh itu bergerak secara reflek, otomatis langsung ngerem, sekarang kalo ngerem bisa tutup gas nggak? sehingga ban depan terkunci, ban belakang spin, kita bisa jatuh," ungkap Hendrik.
"Kalau secara safety, untuk jalan harian sebaiknya tangan semua di handle, kopling dan rem tangan nggak disarankan standby, di MotoGP pun juga sama waktu trek lurus tangannya semua di grip, cuma pas belok aja kan." jelas Hendrik.
Baca juga: Titik Pengereman Paling Ekstrem di MotoGP |
Pengereman dua jari untuk jalan biasa, kata Hendrik, tidak disarankan alasannya pengereman hasilnya tidak maksimal maka dari itu ia mengatakan bahwa sebaiknya saat memperlambat laju kendaraan baiknya tuas rem ditekan empat jari.
"Kemudian waktu ngerem dengan empat jari, supaya hasilnya maksimal, kalau kita ngerem dua jari hasilnya kurang maksimal karena akan ketahan dengan jari manis dan kelingking," kata Hendrik.
"Kalau mau pake dua jari boleh, tapi ada syaratnya dia harus matang secara emosi, dan nggak boleh kagetan, panikan. Skillnya harus matang juga, jadi kalau naik motor di jalan emosi dan skillnya adalah dua hal yang harus dibutuhkan, ada orang jago skillnya tapi emosinya jelek, nah itu bocah alay," pungkas Hendrik. (riar/dry)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?