Sehari-hari pasutri yang tinggal di Dusun Sumbersono, Desa Sumberkembar, Kecamatan Pacet ini berprofesi sebagai penjual keripik ketela. Saat berjualan, Amin mengaku banyak mendapatkan uang receh pecahan yang dibayarkan pelanggannya. Pecahannya kebanyakan sebesar Rp 500 dan Rp 1.000 dari para pembeli.
Suatu ketika Amin melihat anak ketiganya menabung dengan cara mengumpulkan uang receh. Terinspirasi dari itu, Amin dan istrinya memutuskan melakukan hal serupa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dalam satu hari minimal saya kumpulkan Rp 15 ribu sampai Rp 20 ribu uang koin pecahan Rp 500 dan Rp 1.000," kata Amin kepada wartawan di rumahnya, Rabu (31/10/2018).
![]() |
Bapak empat anak ini menjelaskan uang receh yang telah dikumpulkannya telah mencapai berat 50 Kg. Untuk menghitungnya pun dia harus dibantu 3 orang pekerjanya.
Uang-uang itu kemudian ditumpuk dalam jumlah tertentu lalu ditutup plastik agar tidak ambyar. Setelah itu, Amin membawanya ke sebuah diler motor Kawasaki di Jalan Majapahit, Kota Mojokerto pada tanggal 25 Oktober yang lalu.
Uang-uang itu dibawa ke diler dengan dimasukkan ke dalam karung. Amin menambahkan, butuh empat orang untuk mengangkat karung berisi uang-uang itu.
"Sehari sebelumnya saya lebih dulu menanyakan ke diler apakah diperbolehkan membeli motor Ninja dengan uang koin, dan teryata diperbolehkan," terangnya.
Amin memang bercita-cita untuk memiliki sepeda motor sport, dan pilihannya jatuh pada sepeda motor jenis Kawasaki Ninja 250 cc. Hanya saja karena harganya mencapai Rp 67,6 juta, maka untuk kekurangannya, Amin membayar menggunakan uang kertas.
![]() |
Kini motor sport impian itu sudah terparkir di teras rumahnya. Ia mengaku menggunakan sepeda motor itu untuk mobilitas sehari-hari.
Kendati begitu, Amin tak mau berpuas diri. Ia akan terus menabung uang koin untuk membayar biaya perjalanan umroh ke tanah suci.
"Semoga bisa untuk berangkat umroh ke tanah suci bersama keluarga. Insyaallah, doakan ya," tandasnya.
Tonton juga 'Begini Penampakan Lukisan Donald Trump dari Koin Kasino':
(Enggran Eko Budianto/ddn)
Komentar Terbanyak
Memang Tak Semua, tapi Kenapa Pengguna LCGC Suka Berulah di Jalan?
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah