Harley Tak Boleh Produksi di Luar AS, Penjualannya Terancam

Harley Tak Boleh Produksi di Luar AS, Penjualannya Terancam

Ruly Kurniawan - detikOto
Jumat, 29 Jun 2018 11:18 WIB
Moge Harley-Davidson. Foto: Ruly Kurniawan
Washington -

Uni Eropa baru-baru ini membalas Amerika Serikat (AS) dengan tarif atas barang-barang tertentu sampai senilai sekitar $3,2 miliar. Di antara barang-barang tersebut (yang terkena biaya tarif 25 persen) adalah jus jeruk, whisky, dan sepeda motor. Maka, sepeda motor asal AS seperti Harley-Davidson disinyalir akan lebih mahal dari sebelumnya.

Oleh sebab itu, menurut CNBC, pihak Harley berencana untuk menyiasatinya dengan mengalihkan beberapa produksi ke luar Amerika. Sehingga, sepeda motor itu tidak harus terkena biaya tarif sebesar 31 persen saat melakukan ekspor khususnya ke Eropa.



Tapi, diberitakan carscoops, langkah bisnis tersebut ditentang keras oleh Presiden Trump. Hal itu diungkapkannya secara pribadi lewat akun twitternya. "Ketika saya mengundang para pejabat Harley-Davidson ke Gedung Putih, saya mencaci mereka tentang tarif di negara lain seperti India yang terlalu tinggi. Perusahaan kini kembali ke Amerika. Harley harus tahu bahwa mereka tidak akan dapat menjual kembali ke AS tanpa membayar pajak yang lebih besar!" katanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Awal tahun ini Harley mengatakan mereka akan memindahkan sebagian banyak produksinya dari Kansas City ke Thailand. Ini jauh sebelum kebijakan tarif diumumkan. Kini, ada perang tarif dan tentu akan ada hal yang timpang dan tidak adil dalam hal penjualan sehingga kita akan kaji kembali niat ini," papar Trump lagi.



Di kesempatan yang hampir sama, ia melanjutkan cuitnya dengan menuliskan, "Harley-Davidson tidak akan pernah dibuat di negara lain, tidak akan pernah!" Trump juga mengancam akan memberlakukan pajak lebih besar bila Harley membuat pabrik di luar AS.

Harley kini sedang memerlukan waktu untuk mengalihkan produksi ke luar negeri dan memkirkannya. Tapi disebutkan ia tidak akan menerapkan peningkatan harga ke konsumen karena tidak ingin membahayakan buku penjualan. Tentu, perusahaan akan mengalami penurunan pendapatan nantinya. Diperkirakan di kawasan Eropa, akan ada penurunan sampai $ 45 juta tahun ini karena tarif yang meningkat.

(/rgr)

Hide Ads