Badan Kehormatan Road Safety Association (RSA), Rio Octaviano yang juga sekaligus inisiator aksi GAMPAR ini, mengatakan pembatasan motor di jalan protokol hanya memindahkan kemacetan. Aturan ini juga bakal menyulitkan masyarakat yang biasa menggunakan sepeda motor.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena kami tahu ini alasannya ujung-ujungnya adalah mengurangi kemacetan. Kalau mengurai kemacetan, yang perlu dipertanyakan adalah pembangunan infrastruktur atau transportasi publik. Entah kenapa instead mereka memperbaiki permasalahan di hulu, malah melempar masalah ke hilir, yang kena kita-kita pengendara motor," lanjutnya.
Infografis Larangan Motor di Jalan Sudirman dan Rasuna Said Foto: Mindra Purnomo |
Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Bambang Prihartono beberapa waktu lalu mengatakan pembatasan sepeda motor itu selain mengurangi kemacetan juga menekan angka kecelakaan. Karena, kata dia, sepeda motor menyumbang kecelakaan terbesar.
"Tapi data dari kepolisian, tingkat kecelakaan tertinggi di DKI Jakarta adalah di Jakarta Utara, bukan di Jakarta Pusat. Kalau alasannya mereka mau mengurangi angka kecelakaan, mereka menguranginya di Jakarta Utara, bukan Jakarta Pusat," kata Rio membantah pernyataan Bambang.
(rgr/ddn)












































Infografis Larangan Motor di Jalan Sudirman dan Rasuna Said Foto: Mindra Purnomo
Komentar Terbanyak
Isi Garasi Anggota DPR yang Bilang 'Sok Paling Aceh' dan 'Cuma Nyumbang Rp 10 M'
Malaysia Tolak Tawaran Bank Dunia, Harga Bensin RON 95 Tetap Rp 8.000!
Bensin Shell Sudah Tersedia Lagi Pakai Base Fuel Pertamina, Gimana Kualitasnya?