Menurut CEO Garansindo, Muhammad Al Abdullah yang mengembangkan motor listrik nasional, Gesits, memberikan edukasi terkait kendaraan listrik akan menjadi strategi jangka panjang. Namun, dia percaya orang Indonesia sudah paham akan keuntungan teknologi kendaraan listrik.
"Saya percaya satu hal, orang Indonesia ini cukup up to date. Jadi untuk mengubah mindset itu tidak terlalu sulit. Ya kita pernah bicara beberapa tahun lalu soal motor matik dan manual. Dulu kan sempat ada rasa pesimistis kalau motor matik tidak akan laku. Tapi ternyata shifting jauh lebih cepat dibanding analisa-analisa yang ada, karena globalisasi informasi sudah sangat terbuka dan orang kita juga bukan yang terisolasi dengan dunia itu," kata pria yang akrab disapa Memet itu.
"Justru memang yang merasa tersaingi dengan motor listrik ini membuat statement-statement negatif dan ini yang saya sayangkan. Perwakilan mereka ngomong begitu (statement negatif) di sini tapi principal mereka di negaranya sana ngomongnya kebalikannya (positif soal motor listrik)," tambah Memet.
Dia melanjutkan, hampir semua negara sudah menerima kehadiran kendaraan listrik. Indonesia juga menargetkan pada 2025 sudah ada 2,1 juta motor listrik yang beredar.
"Mari kita buktikan bahwa kami sebagai pemain industri otomotif yang mempunyai keinginan Indonesia maju dengan produk karya bangsa sendiri, yang duitnya dirasakan bangsa sendiri, itulah tujuan kita," ujar Memet. (rgr/lth)
Komentar Terbanyak
Memang Tak Semua, tapi Kenapa Pengguna LCGC Suka Berulah di Jalan?
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah