Honda: Motor Listrik Perlu Pakai Suara Tidak?

Honda: Motor Listrik Perlu Pakai Suara Tidak?

Rangga Rahadiansyah - detikOto
Sabtu, 29 Apr 2017 18:44 WIB
Honda: Motor Listrik Perlu Pakai Suara Tidak?
Foto: Grandyos Zafna
Jakarta - Kendaraan ramah lingkungan bakal semakin dibutuhkan. Salah satunya adalah sepeda motor bertenaga listrik.

Astra Honda Motor (AHM) beberapa waktu lalu telah memperkenalkan motor listrik EV Cub di Indonesia sebelum dijual massal. Namun, Honda belum bisa menjual motor listrik di Indonesia.

Ditargetkan, pada 2025 sebanyak 2,1 juta motor listrik bakal beredar di Indonesia. Tapi, banyak hal yang perlu diperhatikan sebelum menjual motor listrik di Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tapi di sisi lain, kita harus punya regulasi-regulasinya. Apakah motor listrik perlu pakai suara atau tidak. Apakah regulasi-regulasi lainnya sudah siap. Karena kita tidak hanya memikirkan hanya menjual," Executive Vice President Director AHM Johannes Loman.

Memang motor listrik biasanya sangat senyap karena menggunakan baterai dan motor listrik. Berbeda dengan mesin pembakaran yang mengeluarkan bunyi nyaring.

Dia mengatakan, salah satu hal yang harus diperhatikan adalah limbah baterai motor listriknya. Karena, dalam jangka waktu tertentu baterai motor listrik juga perlu diganti.

"Kalau 2,1 juta unit motor listrik di 2025 itu bisa dibayangkan baterainya. Kalau ada pergantian baterai, kita juga harus pikirin limbahnya, baterainya itu mau dikemanain. Siapa nanti yang bertanggung jawab. Lalu kalau memang seperti itu, infrastruktur chargingnya seperti apa," kata Loman.

Namun, Loman tidak menutup kemungkinan angka 2,1 juta unit motor listrik di Indonesia pada 2025 akan terwujud. Kalau target itu ingin dicapai, diperlukan kerja sama dengan berbagai pihak.

"Kalau kita dengan pemerintah bekerja sama dengan baik, tidak menutup kemungkinan di 2025 itu 2,1 juta. Karena saya lihat teknologi itu bisa cepat datangnya. Hanya saja kita perlu pikirin sama-sama aturan-aturan di industrinya dan ketika motor itu dipakainya. Di Indonesia juga harus ada regulasinya. Baterai mau seperti apa, jangan sampai diproduksi malah lebih polutif," ujar Loman. (rgr/ddn)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads