Pakai Suspensi Depan Terbalik, Ini Untungnya Buat Yamaha R15

Motor Baru

Pakai Suspensi Depan Terbalik, Ini Untungnya Buat Yamaha R15

Rangga Rahadiansyah - detikOto
Selasa, 24 Jan 2017 10:27 WIB
Foto: Grandyos Zafna
Bogor - Yamaha R15 terbaru menggunakan suspensi depan terbalik (upside down/USD). Suspensi itu mirip seperti yang ada pada Yamaha Xabre.

"Upside down sama dengan Xabre, cuma beda oil volume-nya. Diameter sama 37 mm di inner," kata Ridwan Arifin dari Service Department - Aftersales Division Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) di Sentul. Kab. Bogor, Jawa Barat.

Apa kelebihan perangkat suspensi depan itu? Service Education Yamaha Indonesia Motor Manufacturing Ferry menjelaskan, dengan menggunakan suspensi depan terbalik ini, Yamaha R15 tampil dengan karakter motor super sport.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kenapa R15 pakai upside down suspensi, pertama kita pengin karakter super sport lebih dapat dibanding sebelumnya. Kalau dari faktor appearance, tampilan lebih bagus," kata Ferry kepada detikOto di Sentul, Bogor, Jawa Barat.

Dari sisi kinerja, suspensi jenis ini lebih rigid. "Dan dampaknya lebih stabil," ujar Ferry.

Anda dapat menyaksikan video menarik lainnya di sini


Selain itu, Yamaha juga memikirkan distribusi keseimbangan bobot motor (weight balance distribution) ini. Bobot R15 bertambah 1 kg dari sebelumnya menjadi 137 kg, untuk itu Yamaha memikirkan kembali distribusi keseimbangan bobot motor ini menggunakan suspensi depan terbalik. Karena menurut Ferry, biasanya suspensi depan terbalik itu akan lebih berat ketimbang pakai suspensi teleskopik biasa.

"Distribusi weight balance harus 50:50. Jadi distribusi weight balance kan kita tentukan center gravity. Jadi antara berat depan dan belakang, semakin sama, semakin seimbang, jadi semakin baik. Pasti ke kestabilan juga akan berpengaruh. Pakai upside down itu otomatis pasti akan lebih berat," ujar Ferry.

"Terus karena upside down itu kan di dalamnya ada seperti piston, jadi gerak pistonnya itu akan lebih panjang dibandingkan dengan yang standar. Otomatis dia untuk mencegah efek 'ngejedug', itu lebih bagus. Kalau misalnya (suspensi) standar kemungkinan terjadi efek ngejedug itu pasti lebih besar dibanding upside down. Kalau kenyamanan tetap nyaman. Yang pertama faktor stroke piston lebih panjang, otomatis dia dampernya berbeda. Kemudian dengan dibaliknya, berarti kan si outer di atas, inner di bawah, kalau outer di atas, dia lebih besar di atas. otomatis tingkat kekakuannya lebih besar, tapi dia di tingkat peredaman ada di bawah, jadi lebih stabil," jelas Ferry. (rgr/ddn)

Hide Ads