CEO PT Arya Motor Indonesia sebagai agen pemegang merek Victory dan Indian, Denny Mulyono menganggap, ini merupakan keputusan yang tepat. Kalau tidak, merek Victory dan Indian bisa-bisa mati secara perlahan.
"Kalau dari sisi gue sebagai APM, gue setuju dengan dia berhentikan dulu Victory. Dan dia harus concern ke satu merek. Karena kompetisinya cukup keras di big bike. Di situ ada Harley-Davidson, (Honda) Goldwing, Yamaha big bike, BMW, Triumph, banyak. Kalau dia kepecah konsentrasinya dengan dua (Victory dan Indian), dia akan bikin merek itu mati perlahan-lahan. Bahkan dua-duanya kalau dia mempertahankan bisa mati. Karena dia enggak bisa konsentrasi," kata Denny kepada detikOto, Kamis (12/1/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Victory hanya berhenti produksi, tapi enggak bangkrut. Karena dia mau konsentrasi ke Indian Motorcycle," ujarnya.
Foto: dok detikOto |
Permasalahannya, lanjut Denny, kompetisi di pasar sepeda motor bermesin besar sangat ketat. Apalagi Victory dan Indian Motorcycle bermain di segmen yang sama.
"Di antara Victory dan Indian sebenarnya sama, main di tipe yang sama, di cc (kapasitas mesin) yang sama. Dan dia hanya mau konsentrasi di satu, Indian Motorcycle. Karena itu, Victory bukan bangkrut. Berbeda banget loh. Mereka tidak produksi terhadap motor. Tapi terhadap suku cadang dan sebagainya mereka tetap produksi," kata Denny.
(rgr/ddn)












































Foto: dok detikOto
Komentar Terbanyak
Dipecat Gegara Ugal-ugalan, Begini Kata Sopir PO Rosalia Indah
Isi Garasi Anggota DPR yang Bilang 'Sok Paling Aceh' dan 'Cuma Nyumbang Rp 10 M'
Bensin Shell Sudah Tersedia Lagi Pakai Base Fuel Pertamina, Gimana Kualitasnya?