"Kita sudah sosialisasi kepada sekolah-sekolah yah dimana kita intens dalam satu tahun itu bisa beberapa titik yang dilokasikan. Jadi kaya crash test, kita perlihatkan di foto, kecepatan kendaraan lebih dari 50 km/jam itu dampak kecelakaannya seperti apa," ujar Koordinator Penguji Kendaraan Bermotor (PKB) Dishub Cirebon, Eddy Suzendi, kepada detikOto saat ditemui di Jakarta.
Eddy juga melihat banyak anak-anak selain masih di bawah umur, juga tidak menggunakan perlengkapan keamanan berkendara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk itu pemerintah Cirebon melalui PKB memberikan pelajaran, agar ada rasa jera bagi para anak-anak di bawah umur, untuk tidak bebas lalu lalang di jalanan.
"Ada rasa jera. Apa lagi di bawah umur, kan mereka tanpa menggunakan helm, baju pelindung, dengan kecepatan tinggi seperti itu, jadi memberikan penyuluhan," ujarnya.
Namun ada beberapa persoalan yang menghalangi hal-hal tersebut, seperti keterbatasan dana untuk safety riding.
"Kita kadang-kadang, ke daerah pada saat kita minta ini kadang-kadang kan, Kabupaten Cirebon ini kan luas, kita tidak bisa semua sekolahan. Kita mengimbau mungkin bener-bener kepada pimpinan, ataupun penentu kebijakan, kalau bisa safety riding ini bisa dijadikan kurikulum, ekstrakurikuler lah kalau bisa, ekstrakulikuler kepada anak-anak sekolah, sehingga mereka bisa tahu bagaimana sih keselamatan yang baik di jalan itu gitu," tambah Eddy.
(ddn/ddn)
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?