"Kondisi global yang membutuhkan motor kelas kecil di bawah 250cc, motor besar ini kan negara maju menggunakan motor besar untuk touring, tertentu saja. Tapi dengan tendensi yang rasional mereka menggunakan sepeda motor kecil untuk kegiatan sekeliling rumah mereka, ke pasar, dan sebagainya. Daripada memakai mobil, bahkan moge, tapi untuk jarak dekat masa gede, jadinya motor kecil digunakan dan jadi tren," ujar Ketua Umum AISI, Gunadi Sindhuwinata di Jakarta.
Berkat tren tersebut angka ekspor dari tahun 2014 hingga 2016 mencapai peningkatan sebesar 500%. Mayoritas negara-negara tersebut berasal dari Eropa karena untuk di ASEAN masing-masing negara sudah memiliki industrinya sendiri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau di Malaysia dan Thailand itu sudah praktis boleh dikatakan jenuh mereka tidak tumbuh. Sedangkan yang asalnya dari Thailand di eskpor ke Indonesia dan China itupun berenti gara-gara ada saingan dari Vietnam," kata Gunadi.
Berikut rincian distribusi sepeda motor domestik dan ekspor selama September 2016 per merek:
1. Honda: 423.256 unit (domestik) dan 3.709 (ekspor), total distribusi 426.965 unit.
2. Yamaha: 119.717 unit (doemstik) dan 14.900 (ekspor), total distribusi 134.617 unit.
3. Kawasaki: 8.036 unit (domestik) dan 560 (ekspor), total distribusi 8.596 unit.
4. Suzuki: 4.628 unit (domestik) dan 2.446 (ekspor), total distribusi 7.074 unit.
5.TVS: 183 unit (domestik) dan 2.019 (ekspor), total distribusi 2.202 unit.
(dry/ddn)
Komentar Terbanyak
Penjualan Mobil Ambrol, Ekonomi Indonesia Tidak Baik-baik Saja
Duh! Ojol Ancam Mau Demo Sebulan Sekali
Penjualan Mobil Anjlok, Pemerintah Minta Tak Sampai Ada PHK