Rata-rata pemilik sepeda motor di Indonesia mulai merasakan bosan dengan motor miliknya setelah dua atau tiga tahun kendaraan itu dimilikinya. Fakta itu menjadi tantangan bagi pabrikan untuk melahirkan inovasi baru baik dalam hal desain maupun teknologi.
"Penelitian internal kami menunjukkan, selain karena faktor kebutuhan uang yang mendesak untuk berbagai keperluan, alasan lain orang menjual motornya, atau tidak lagi menggunakan motornya karena faktor kebosanan. Itu terjadi setelah dua atau tiga tahun kepemilikan," tutur Ketua Bidang Komersial Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), Sigit Kumala kepada detikOto, Jumat (15/1/2016).
Menurut Sigit, riset itu juga membuktikan bahwa motor bukan sekadar alat transportasi belaka. Namun, kendaraan roda dua itu juga sebagai pelengkap penampilan atau gaya hidup.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alasan serupa diungkapkan Asisten General Manager Marketing PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing, Mohammad Masykur. Menurutnya, dengan melihat fakta tersebut Yamaha dalam menggelontorkan produk anyar maupun facelift senantiasa melihat dari sisi konsumen.
"Tren keinginan dari konsumen sesuai perkembangan yang ada, baik dari sisi desain, fungsi dan manfaat dari teknologi yang ditawarkan, kami melihat dari apa yang tengah terjadi dan keinginan konsumen tentunya. Termasuk model versi facelift," ujarnya.
Sigit menyebut kehadiran model versi facelift bukan sekadar pengisi jeda waktu saat model terbaru belum digelontorkan. Namun, kehadiran versi itu juga untuk mencegah kebosanan konsumen terhadap model yang ada dari satu varian tertentu. "Tentu, selain itu juga untuk menghemat biaya investasi. Karena untuk melahirkan satu model baru, itu investasinya juga tidak kecil," ucapnya.
(arf/ddn)












































Komentar Terbanyak
Warga Rela Antre Panjang di SPBU Swasta, Ketimbang Isi Pertalite Was-was Brebet
Wuling Darion Meluncur di Indonesia: Ada EV dan PHEV, Harga Mulai Rp 356 Juta
Apakah Pertalite Mengandung Etanol?