Perusahaan teknik penerbangan yang berbasis di Inggris, Malloy Aeronautics bekerjasama dengan survice Engineering Co, telah meneken kontrak untuk produksi sepeda motor terbang atau hoverbike bersama Departemen Pertahanan Amerika Serikat. Motor tersebut bakal digunakan sebagai kendaraan pengintaian taktis di medan perang.
Seperti dilaporkan Dailymail, Sabtu (20/6/2015), Mallay Aeronotics mengatakan, pengumuman kontrak itu dilakukan di tengah hajatan Paris Air Show 2015, beberapa waktu lalu. βPada awalnya, hoverbike itu dibuat dengan skala setengah dari ukuran sesungguhnya dengan menggunakan basis drone. Pembuatan prototipe untuk keperluan penarikan dana dari investor,β ungkap penemu hoverbike yang juga bos Malloy Aeronotics, Chris Malloy.
Versi prototipe yang berukuran sepertiga dari ukuran motor sesungguhnya itu menggunakan sumber tenaga listrik, dan dikendalikan menggunakan remote control. Namun, versi sesungguhnya menggunakan mesin dan perangkat pengendalian layaknya sepeda motor biasa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Motor terbang berbobot 270 kilogram itu merupakan gabungan antara sepeda motor dengan kemampuan dan kebebasan helikopter dalam terbang. Namun bedanya, dari sisi biaya, hoverbike lebih murah, lebih luwes dan lincah, serta lebih mudah dioperasikan.
Jika tangki bahan bakar terisi penuh, maka motor terbang ini mampu menemouh jarak hingga 147,2 kilometer. Waktu tempuhnya pun cukup cepat yakni 45 menit.
Kini Malloy Aeronautics dan mitranya sudah hampir siap memulai pengujian versi berukuran penuh
Untuk terbang. Setelah uji itu dinyatakan berhasil dan tanpa perlu penyempurnaan yang menyeluruh, maka motor terbang itu siap diproduksi massal.
"Kami berada dalam tahap konstruksi akhir dari prototipe berawak terbaru Hoverbike, dan dalam beberapa bulan lagi kami akan melakukan pengujian terbang. Setelah itu kami akan memproduksinya untuk diserahkan kepada otoritas sertifikasi penerbangan,β papar Malloy.
(arf/lth)












































Komentar Terbanyak
Di Indonesia Harga Mobil Terkesan Mahal, Padahal Pajaknya Aja 40%!
Tanggapan TransJakarta soal Emak-emak Ngamuk Nggak Dikasih Duduk
Biaya Perpanjang SIM Mati tanpa Bikin Baru