Tahun ini ajang modifikasi ini akan diselenggarakan di 5 kota besar di pulau Jawa, dengan final yang akan berlangsung di Jakarta. Dibuka di Semarang, sebagai seri pertama. Pilihan Semarang tak perlu diragukan lagi, sebab kota ini merupakan salah satu tolak ukur otomotif Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Kami adakan ajang ini di tempat terbuka, untuk setiap kota akan diselenggarakan dengan kondisi yang sama. Dan ini akan menjadi ciri khas penyelenggaraan Intersport Auto Show 2019," ungkap Andre Irawan selaku Ketua Panitia Penyelenggara Intersport Auto Show. Seperti rilis yang diterima detikcom
Penyelenggaraan Intersport Auto Show kali ini telah memasuki penyelenggaraan tahun ke-2, dan menggunakan acuan modifikasi standar internasional kontes modifikasi Intersport Auto Show 2019 pada setiap kota yang mengadakannya.
Baca juga: Mobil-mobil Eropa Berjemur di Pantai Ancol |
Sebagai gelaran yang selalu ditunggu car enthusiast, Intersport Auto Show mencoba merangkul banyak gaya modifikasi Semarang. Segala aliran ada di sini, baik elegan, retro, off-road dan banyak lainnya. Namun, terjadi perkembangan yang menarik manakala melihat seri pertama Intersport Auto Show Semarang ini, yaitu kuatnya gaya street racing. Estilo hingga FT86. Osaka style sampai yang bermazhab Tokyo JDM.
Jika dibandingkan dengan kota Yogyakarta yang akhir-akhir ini menguat identitas eleganis dan VIP-nya, Semarang juga berhasil menegaskan ciri khasnya. Street racing dengan konsep yang kuat dan detail yang tak main-main.
![]() |
Namun diantara 30 mobil yang terpilih, ikut muncul pemain elegan yang banyak mengaplikasi air suspension (suspensi udara), sleeper car (mobil yang memiliki performa tinggi dengan eksterior yang secara kasat mata terlihat mirip/identik dengan standar.
Konsep modifikasi pada Intersport Auto Show 2019 ini adalah "Proper Car Contest", yakni modifikasi kendaraan tetap mengutamakan unsur kenyamanan dan fungsinya sebagai kendaraan pada umumnya.
Secara platform kategori modifikasi, Intersport Auto Show 2019, 14 mobil berkarakter Street Racing, 3 mobil Retro Racing, 1 mobil VIP dan 12 mobil Elegan, sementara tidak ada satupun yang mengikuti kategori Racing.
Yang sangat menarik adalah perihal asal pelat nomor mobil peserta. Semarang tidak sendiri. 13 mobil dari Semarang (H), ternyata bersaing dengan 1 peserta dari Karesidenan Banyumas (R), 1 mobil dari Bogor (F), 1 dari Karedisenan Pati (K), 1 dari Karesidenan Kedu (AA),
1 dari Solo, 1 dari Bandung (D), 6 dari Jakarta (B), 1 dari Malang (N), 1 dari Surabaya (L), 1 dari (BA), 1 dari (G) dan 1 dari Yogyakarta (B).
Kesemua peserta ini kemudian dihadapkan pada sistem penjurian "Live Judging". Peserta diwajibkan memberikan presentasi kendaraannya di atas panggung yang disiapkan sedemikian rupa agar bisa dilalui masing-masing mobil peserta, dan kemudian sang peserta menjelaskan bagian-bagian yang dimodifikasi hingga secara rinci dan live (langsung) menjelaskan konsep dan eksekusi modifikasinya kepada para juri.
![]() |
"Tujuan dari Live Judging ini adalah untuk menunjukkan acara adalah 'real car enthusiast', bukan sekadar pemilik ikut kontes modif saja, tetapi pemilik benar-benar mengetahui seluk-beluk modifikasi pada mobilnya," ujar Andre Irawan.
Andre pun menambahkan, dengan adanya Live Judging ini akan menjadi semacam edukasi untuk setiap pengunjung untuk mengetahui seluk beluk modifikasi. "Yang utama adalah para pengunjung bisa melek informasi seputaran modifikasi," tutup Andre.
(lth/ddn)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah