Ketika pertama kali muncul, mobil Esemka langsung memberikan harapan kepada masyarakat yang memimpikan Indonesia punya mobil nasional. Faktanya, jangankan menjadi mobil nasional yang dijual di luar negeri, bisnis kendaraan tersebut justru seperti diam di tempat.
Lima tahun sudah berlalu sejak Esemka pertama kali mengumumkan produksi kendaraan di Boyolali, Jawa Tengah. Ketika itu, Presiden Jokowi datang untuk melakukan peresmian pabrik. Namun, hingga kini, mobil Esemka belum mampu bersaing dengan merek-merek lain.
Pengamat otomotif senior dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Yannes Pasaribu mengatakan, ada beberapa hal yang harus dilakukan Esemka agar mampu mendunia. Utamanya, kata dia, menghadirkan produk dengan harga dan kualitas terbaik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kualitas, harga dan inovasi menjadi fondasi utama Esemka kalau mau mendunia. Peningkatan kualitas produk, pengembangan teknologi inovatif seperti kendaraan listrik, serta investasi dalam riset dan pengembangan akan menghasilkan produk unggulan yang mampu bersaing di pasar global," ujar Yannes kepada detikOto.
![]() |
Meski demikian, kata Yannes, Esemka harus memperkuat dulu basis captive market di pasar lokal yang tak bersaing secara frontal dengan merek-merek dari luar. Menurutnya, branding dan marketing mereka harus dipertajam agar publik lebih mudah mengenalnya.
"Esemka selanjutnya harus mampu membangun citra merek yang jelas, menjalankan kampanye marketing efektif demi meningkatkan emosi nasionalisme pasar lokal, dan selanjutnya mulai menjalin kemitraan strategis untuk meningkatkan brand awareness dan menarik minat konsumen di luar negeri," tuturnya.
Lebih jauh, Yannes menegaskan, pemerintah juga punya peran penting sebagai first captivate market. Mereka bisa memberikan dukungan melalui insentif, kebijakan atau penggunaan unit sebagai kendaraan operasional.
"Ekspansi pasar global harus dilakukan secara bertahap. Memulai dari pasar regional di Asia Tenggara, negara-negara dunia ketiga, lalu terus membangun jaringan distribusi yang kuat, dan mengadaptasi produk sesuai kebutuhan pasar akan memudahkan Esemka menembus pasar internasional," kata dia.
![]() |
Sebagai catatan, sejak pertama kali muncul di Indonesia, Esemka kerap kali timbul dan tenggelam. Mereka pernah menghilang lama, kemudian tiba-tiba muncul di pameran dan kembali menghilang.
Kini, Esemka hanya fokus menjual mobil-mobil komersial, seperti Bima pikap dan Bima EV. Padahal, mereka kabarnya punya model kendaraan lain, baik itu berjenis MPV, SUV dan sport. Namun, hingga sekarang, model-model tersebut tak kunjung dikenalkan di Indonesia.
(sfn/dry)
Komentar Terbanyak
Penjualan Mobil Ambrol, Ekonomi Indonesia Tidak Baik-baik Saja
Heboh Polantas Tanya 'SIM Jakarta', Begini Cerita di Baliknya
Duh! Ojol Ancam Mau Demo Sebulan Sekali