Pemerintah Jepang melalui Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi dan Pariwisata (MLIT) juga meminta Mazda untuk melakukan penyelidikan. Mazda terseret skandal uji tipe kendaraan Jepang.
Dikutip dari siaran pers resminya, Mazda Motor Corporation menyelidiki 2.403 pengujian untuk pengajuan izin tipe kendaraan.
"Hasil investigasi menemukan kejanggalan pada total lima pengujian dalam dua kategori pengujian yang dilaporkan ke Kementerian pada 30 Mei. Kejanggalan yang teridentifikasi kali ini meliputi produksi 150.878 unit dan penjualan 149.313 unit," tulis Mazda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami ingin menyampaikan permintaan maaf yang tulus atas ketidaknyamanan dan kekhawatiran yang ditimbulkan kepada pelanggan, mitra bisnis, dealer, dan seluruh pemangku kepentingan lainnya yang terkait dengan Mazda," sambungnya.
Mazda menemukan adanya kejanggalan dalam uji tabrak tiga model yang kini tidak lagi diproduksi. Dalam uji sertifikasi untuk perlindungan penumpang jika terjadi tabrakan dari depan, mobil Mazda menggunakan perangkat eksternal untuk memicu aktivasi airbag secara tepat waktu. Padahal seharusnya, airbag mengembang secara spontan berdasarkan deteksi tabrakan yang dibaca oleh sensor.
Model yang terdampak kasus ini antara lain Mazda Atenza, Mazda Axela, dan Mazda Atenza/Mazda6. Semua model yang terdampak hanya dijual di Jepang.
Pelanggaran lain adalah penggunaan perangkat lunak pengendali mesin dalam pengujian pada dua model yang sedang diproduksi. Dalam pengujian sertifikasi mesin bensin, seharusnya pengujian dilakukan dengan menggunakan software pengendali mesin yang kondisinya sama dengan versi produksi massal. Namun ditemukan bahwa Mazda melakukannya dengan menggunakan software pengendali dimana fungsi penyesuaian waktu pengapian dinonaktifkan sebagian.
Model yang terdampak dalam kasus ini adalah Mazda Roadster RF dan Mazda2 yang dipasarkan di Jepang.
"Mengingat hasil penyelidikan, pengiriman model yang terkena dampak yang saat ini sedang diproduksi telah dihentikan sementara sejak 30 Mei," kata Mazda.
Sementara model yang sudah tidak diproduksi akan dilakukan pengujian ulang untuk memastikan bahwa kendaraan tersebut telah memenuhi standar hukum.
"Tidak ada masalah keselamatan bagi pelanggan untuk terus mengemudikan kendaraan yang terkena dampak. Kami akan segera mengambil tindakan yang tepat seperti konfirmasi kesesuaian dengan undang-undang dan peraturan dengan berkonsultasi dengan Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi dan Pariwisata," lanjutnya.
Mazda memastikan, pemilik mobil yang terkena dampak tetap bisa menggunakannya dengan aman. Mazda akan segera melakukan pengujian ulang dalam kondisi yang sama seperti pada kendaraan produksi massal dan melakukan persiapan untuk menjalani pemeriksaan ulang oleh pihak berwenang.
"Sekali lagi, kami sangat menyesalkan ketidaknyamanan yang ditimbulkan oleh insiden ini terhadap pelanggan, mitra bisnis, dealer, dan seluruh pemangku kepentingan lainnya yang terkait dengan Mazda. Kami menganggap kasus ini sebagai suatu hal yang penting dan berkomitmen untuk mencegah terulangnya kasus ini di kemudian hari di bawah tanggung jawab manajemen," pungkas Mazda.
(rgr/din)
Komentar Terbanyak
Mobil Esemka Digugat, PT SMK Tolak Pabrik Diperiksa
Syarat Perpanjang SIM 2025, Wajib Sertakan Ini Sekarang
7 Mobil-motor Wapres Gibran yang Lapor Punya Harta Rp 25 Miliar